perbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi,
Tanjungpinang (ANTARA) - BMKG menyampaikan suhu udara di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam beberapa hari terakhir terpantau mencapai 33 derajat Celsius sehingga menimbulkan rasa gerah atau panas tidak seperti biasanya.

"Kami mencatat suhu udara saat ini berada di atas 30 sampai 33 derajat Celsius,” kata Prakirawan Statsiun BMKG Kota Tanjungpinang, Muhammad Fadris D, di Tanjungpinang, Rabu.

Fadris mengatakan suhu udara normal pada siang hari berkisar antara 28 sampai 30 derajat Celcius.

Menurutnya cuaca panas yang melanda Pulau Bintan, meliputi Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan diprediksi masih akan berlangsung hingga awal 2024.

Ia menjelaskan kondisi tersebut secara umum disebabkan oleh fenomena skala global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).

Baca juga: BRIN sebut puncak kemarau terik terjadi pada Oktober 2023
Baca juga: Ilmuwan ungkap faktor terpendam mengapa suhu 2023 begitu panas


Selain itu, juga dipicu pergerakan angin dari arah Australia yang cenderung kering, sehingga menyebabkan berkurangnya pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

“Namun khusus di Pulau Bintan, untuk hari ini sampai dua hari ke depan ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang bersifat lokal,” ungkap Fadris.

Lanjutnya menyampaikan suhu panas yang terjadi saat ini rentan memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). BMKG telah mendeteksi beberapa titik panas, terutama di wilayah Kabupaten Bintan.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar lebih waspada terhadap pemicu karhutla, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan maupun membakar lahan atau kebun saat cuaca panas, karena tindakan itu dapat menimbulkan kebakaran yang lebih besar.

"Dari segi kesehatan, perbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi," ucap Fadris.

Salah seorang warga Tanjungpinang, Erita, merasakan dampak cuaca panas dalam dua hari ke belakang, terutama pada siang hari.

"Panasnya sangat terasa, menyebabkan tubuh memproduksi keringat lebih banyak dari biasanya," kata Erita.

Baca juga: Panas terik, BMKG: Suhu udara di NTB capai 37 derajat Celsius
Baca juga: Peneliti BRIN jelaskan penyebab suhu menyengat di sejumlah daerah
Baca juga: Gelombang panas saat ini bisa pecahkan suhu terpanas di Bumi

 

Pewarta: Ogen
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023