Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mendatangi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) penerima manfaat layanan fintech melalui kegiatan “AFPI Media Touring UMKM”, di Jakarta, Rabu.

Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar mengungkapkan kegiatan kunjungan ini merupakan bukti fintech peer to peer lending juga mengarah ke perusahaan-perusahaan muda, terutama kelas UMKM dan pengusaha-pengusaha yang ingin berkembang. Salah satunya toko fesyen Brodo yang menerima pendanaan dari Restock.

Entjik mengatakan, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional sangatlah besar. Untuk memaksimalkan peran tersebut, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan inklusi keuangan kepada pelaku UMKM melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech.

“Sehingga fintech peer to peer ini banyak membantu modal kerja dan inventory financing, juga terhadap usaha ini. Ini adalah salah satu bukti, perusahaan sepatu produksi dalam negeri. Jadi kalau kita cinta dengan Indonesia, maka sebaiknya beli produk ini.” Pungkas Entjik.

Dalam kesempatan yang sama, pemilik Brodo store, Putera Dwi Karunia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Restock karena telah membangun ekosistemnya, yakni pendanaan untuk start-up dan UMKM lokal di Indonesia. Hal ini membuat para pelaku usaha jadi memiliki banyak opsi.

“(Brodo) Berdiri dari tahun 2010, dan kita menggunakan Restock sejak 2020, jadi sejak 2020-2023 ini kita sudah tumbuh empat kali lipat penjualan. Jadi ya itu kita sangat dapat manfaatnya, dari asosiasi fintech dan Restock itu sendiri.” tutup Putera dalam wawancaranya.

Di tempat berbeda, AFPI mendatangi pelaku UMKM yang menerima pendanaan dari perusahaan fintech Boost. Perwakilah Boost mengatakan, pendanaan Boost berfokus pada UMKM di Indonesia. Boost juga berkomitmen untuk terus meningkatkan UMKM, agar para pelaku usaha lebih mudah mendapatkan akses kepada industri keuangan.

“Alasannya (memilih Boost) karena persyaratannya mudah, cepat cair, dan bunganya pun relatif ringan. Sebelum ada tambahan dana, item saya tidak terlalu banyak. Setelah nambah dana, item yang satu bisa nambah item yang lain. Jadi penjualan terus meningkat.” ujar pemilik Toko Subur Jaya, Subur Hendrio.

Hal senada juga disampaikan Andreas Widiananto, pemilik UMKM yang bergerak di bidang usaha mozarella cheese dan butter. Andreas mengatakan, bantuan fintech lending dari Batumbu membuatnya bisa semakin mengembangkan usaha, di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan.

“Tentunya ini sangat membantu kami untuk terus mengembangkan usaha secara berkelanjutan. Saat ini, kami bisa mendapatkan omzet dengan rata-rata Rp1,6 miliar per bulan dari sebelumnya hanya sekitar Rp100 juta-Rp200 juta saja,” ujarnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023