Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Tanoto Foundation mendistribusikan 156 judul buku atau 76.752 buku yang disebar oleh Kemendikbudristek dan Tanoto Foundation di 12 kabupaten di Indonesia.  

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendibudristek Iwan Syahril menuturkan pendistribusian ini dilakukan untuk mendorong tingkat literasi dan merupakan tindak lanjut dari Merdeka Belajar Episode ke-23: Buku Bacaan Bermutu Untuk Literasi Indonesia.  

“Kami di Kemendikbudristek percaya, bahwa pemerataan akses terhadap buku dan pelatihan guru, merupakan dua aspek kunci yang dapat berkontribusi pada peningkatan kompetensi literasi,” katanya dalam Media Briefing di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Jumat.  

Sementara itu, sebanyak 12 kabupaten yang akan menerima buku bacaan bermutu meliputi Asahan, Karo, Kendal, Tegal, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Paser, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Siak, dan Kampar.  

Melalui gerakan ini, Kemendikbudristek dan Tanoto Foundation ingin mengubah lanskap pendidikan dengan lebih memberdayakan murid melalui penyediaan alat pembelajaran sebagai bekal kesuksesan mereka.  

Pada kesempatan yang sama, Kepala Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati mengatakan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kecakapan literasi anak-anak Indonesia.  

Menurut Ari, semua anak Indonesia akan mampu memahami bacaan dengan baik apabila mereka memiliki akses dan fasilitas terhadap bahan-bahan bacaan bermutu.

“Semoga partisipasi kami ini memperkuat usaha pemerintah untuk menyediakan buku yang menarik minat baca anak,” kata Ari.

Kemampuan literasi yang penting bagi murid di lingkungan sekolah dan masyarakat adalah dasar pengetahuan, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis.  

Selain itu, literasi juga bisa menjadi bekal bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan persaingan pada era globalisasi dan teknologi.

Di sisi lain, berdasarkan data Rapor Pendidikan Indonesia 2023 masih terdapat murid di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan kompetensi literasinya.

Diketahui, sebanyak 61,53 persen murid sekolah dasar (SD/MI/Sederajat), 59 persen murid sekolah menengah pertama (SMP/MTS/Sederajat), dan 49,26 persen murid sekolah menengah atas (SMA/MA/Sederajat) memiliki kompetensi literasi di atas standar minimum.

Kemendikbudristek sendiri telah dan terus melakukan beragam upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi murid seperti pada tahun lalu dengan menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu.

Pembagian buku bacaan bermutu tersebut disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia oleh Kemendikbudristek.

Selain buku bacaan bermutu, pelatihan guru terstruktur juga dapat meningkatkan kemampuan literasi murid dalam jangka waktu tiga tahun sesuai dengan hasil evaluasi dampak Program PINTAR Tanoto Foundation dan SMERU Institute di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Hasil evaluasi menunjukkan satuan pendidikan yang mendapat pelatihan guru terstruktur selama tiga tahun memiliki kemampuan membaca 9,6 persen lebih tinggi, kemampuan menulis 5,3 persen lebih tinggi, kemampuan matematika 7,5 persen lebih tinggi, dan kemampuan sains 5,4 lebih tinggi dibanding sekolah yang tidak mendapatkan pelatihan.

Baca juga: 27 ribu SD mendapatkan buku bacaan bermutu pada 2024

Baca juga: Kemendikbud lakukan pendampingan pemanfaatan buku bacaan bermutu

Baca juga: Buku bacaan bermutu tingkatkan kompetensi literasi anak


 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023