Baquba, Irak (ANTARA News) - Mayat 22 orang yang diculik di sebuah stasiun bis di Muqdadiyah, sebelah timurlaut Baghdad, ditemukan Rabu di daerah pinggiran di dekat kota itu, kata militer Irak. Mayat yang berlubang peluru itu ditemukan di kebun buah-buahan selama penyerbuan di desa Zeham. Anggota parlemen senior Syiah Jalaleddin al-Saghir sebelumnya mengumumkan penculikan itu pada sidang parlemen di Baghdad setelah pidato Perdana Menteri Nuri al-Maliki. "Ada pelanggaran keamanan sangat serius hari ini di provinsi Diyala ketika 60-80 orang Syiah diculik dari stasiun bis di Muqdadiyah," katanya. "Polisi tampaknya kesulitan dalam insiden ini karena mereka keluar dari daerah itu tepat sebelum penculikan tersebut," katanya, menyuarakan lagi tuduhan yang biasanya dikemukakan oleh minoritas Sunni terhadap pasukan keamanan. Muqdadiyah, kota yang dihuni mayoritas Sunni di provinsi Diyala yang berpenduduk campuran, berulang kali diserbu oleh pasukan pemerintah Irak dan militer AS dalam sepekan ini dimana sedikitnya 70 orang yang diduga gerilyawan ditangkap. Dalam sebuah serangan terpisah, seorang penyerang bom bunuh diri yang mengenakan rompi bom meledakkan dirinya di dalam sebuah restoran populer di distrik al-Jadida, Baghdad, menewaskan tujuh orang dan mencederai lebih dari 20 lain, kata satu sumber kepolisian. Kekerasan Rabu itu bertepatan waktunya dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld, yang tiba di Irak dari Afghanistan. Sementara itu, pasukan Irak menyerbu sebuah sel teroris lokal dan menangkap pemimpinnya pada 10 Juli di Abu Ghraib sebelah barat Baghdad, kata militer AS dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu. Satu sumber keamanan juga menyatakan, Rabu, pasukan Irak akan mengambil alih keamanan di kota Samawa setelah penarikan pasukan Jepang pada Kamis. Pemerintah Jepang mengungkapkan bulan lalu rencana untuk menarik pasukannya dari kota itu dan membatasi misinya untuk memberikan pelayanan di Samawa, ibukota provinsi al-Muthana yang berbatasan dengan Arab Saudi, AFP melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006