Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut bahwa perempuan dan anak-anak muda menjadi dua kelompok penting yang mampu menjaga kerusakan dan deforestasi di provinsi berjuluk Bumi Raflesia itu.
 
"Mengapa perempuan, karena perempuan paling bisa beradaptasi dengan memanfaatkan produk hutan itu dengan lebih progresif, lebih aktif, namun tidak dengan menebang, begitu juga anak muda," kata Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.

Baca juga: Polda Bengkulu: Pembakar lahan dan hutan sembarangan terancam pidana
 
Berbeda dengan kaum laki-laki, menurut Rohidin, sudut pandang laki-laki dalam menghasilkan nilai ekonomi dari hutan justru dengan menebang pohon atau deforestasi yang akhirnya merusak wilayah hutan.
 
"Coba kalau laki-laki, bapak-bapak mikirnya itu ngambil kayu ditebang dan dijual, padahal itu yang tidak boleh, kalau perempuan dan anak muda itu lebih kreatif ya memanfaatkan hasil hutannya dengan tidak menebang kayu," kata dia.
 
Anak muda, menurut dia, memanfaatkan hutan dengan membuat kawasan wisata, ekowisata. Kondisi hutan tetap terjaga tidak ada perusakan, namun menghasilkan nilai tambah dan nilai ekonomi.
 
"Kelompok perempuan melihat buah-buahan atau hasil hutan lainnya, bisa dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi, tapi tidak menebang hutannya," ujarnya Rohidin.

Baca juga: DLHK: 46 persen wilayah Bengkulu untuk Folu Net Sink 2030

Baca juga: Berkolaborasi memberantas kejahatan kehutanan di Bengkulu
 
Provinsi Bengkulu, kata dia, awalnya mempunyai wilayah hutan lindung sekitar 46 persen dari total luas wilayah Bumi Rafflesia. Namun, lanjut dia, saat ini kawasan hutan lindung Bengkulu hanya tinggal 33 persen, dan seluas 13 persen sudah mengalami kerusakan.
 
Penguatan peran perempuan dan anak muda diharapkan akan mencegah kerusakan lebih luas lagi wilayah hutan Bengkulu. Bahkan, keterlibatan perempuan dan anak muda diharapkan dapat mengembalikan luas hutan Bengkulu seperti sediakala, yakni seluas 46 persen dari total wilayah Bengkulu.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023