Phnom Penh (ANTARA) - Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diusulkan China telah menjadi kekuatan penggerak bagi globalisasi dan mendorong terbentuknya tatanan ekonomi dunia yang baru, demikian diungkapkan seorang pakar.

"BRI tetap berkomitmen pada konektivitas dan multilateralisme global di era yang ditandai dengan deglobalisasi ini," ujar Chheang Vannarith, presiden Asian Vision Institute yang berbasis di Phnom Penh, kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.

Di dunia yang sedang dilanda turbulensi, kompleksitas, ketidakpastian, dan fragmentasi, BRI muncul sebagai suar harapan yang memancarkan visi untuk masa depan yang lebih cerah, lebih inklusif, dan kooperatif, kata Vannarith.

"Selama satu dekade terakhir, BRI memberikan hasil yang luar biasa, membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di seluruh dunia," lanjutnya.

Pakar itu menilai kolaborasi dalam kerangka kerja BRI menghasilkan transformasi yang signifikan secara global, menandai tonggak penting dalam sejarah umat manusia.

Secara khusus, BRI mendukung liberalisasi perdagangan dan investasi, menghilangkan hambatan serta meningkatkan efisiensi perdagangan global, katanya.

Sejalan dengan Agenda 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pembangunan Berkelanjutan, BRI terus mempromosikan pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terkoordinasi, kata Vannarith.

"Inisiatif ini mengedepankan konektivitas yang menyeluruh di berbagai bidang, memfasilitasi koordinasi kebijakan, pembangunan infrastruktur, perdagangan bebas hambatan, integrasi keuangan, dan hubungan erat antarmasyarakat," sambung pakar tersebut.

"BRI bukan semata-mata tentang pembangunan China, melainkan sebuah solusi untuk isu-isu pembangunan global," ujar Vannarith.

Inisiatif ini merupakan jalan menuju kesejahteraan, perdamaian, kemakmuran, keterbukaan, inovasi, dan kemajuan sosial secara global, imbuhnya.

Menurut Vannarith, inisiatif itu memberikan cara-cara praktis untuk membangun sistem tata kelola yang lebih adil dan merata dalam perjalanan menuju komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

"Inisiatif ini mengedepankan kerja sama yang saling menguntungkan dan mendorong integrasi ekonomi, pembangunan yang saling terhubung, dan pembagian pencapaian yang adil," katanya. "Ini sebuah inisiatif yang terbuka, hijau dan bersih, yang menjamin bahwa kemajuan dunia bergerak stabil dan berkualitas tinggi."

Dia menambahkan bahwa membangun sinergi antara BRI dan inisiatif-inisiatif regional lainnya, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), akan menjadi langkah yang sangat penting.

"BRI mengadvokasi pertukaran dan proses saling belajar di antara peradaban yang berbeda, menolak konsep yang bersifat memecah belah seperti 'benturan peradaban'. Selain itu, BRI juga senantiasa mengedepankan dialog, inklusivitas, dan nilai-nilai bersama, serta menyatukan budaya dan masyarakat lintas perbatasan," kata Vannarith.

Lebih lanjut, sang pakar menyebut bahwa proyek ini merupakan proyek global yang luas dan berkelanjutan untuk abad ke-21, yang dicirikan dengan sifatnya yang berjangka panjang, lintas perbatasan, dan sistematis.

"Didasarkan pada pencapaiannya selama satu dekade terakhir, BRI akan memperlihatkan inovasi dan dinamisme yang semakin meningkat, mendorong keterbukaan dan inklusivitas yang lebih besar, sehingga menciptakan banyak peluang baru bagi semua pihak," kata Vannarith. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023