Penghargaan ini tidak terus membuat kita terlena, tetapi harus menjadi pemacu bagaimana kita menjaga alam ini
Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang Jawa Tengah meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk keenam kalinya secara berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI atas kontribusi nyatanya dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

Penghargaan Proklim tahun 2023 ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar kepada Bupati Magelang Zaenal Arifin di Jakarta, Selasa.

Penghargaan Proklim diterima Bupati Magelang Zaenal Arifin sebagai "Pembina Proklim" di daerah sejak tahun 2018 hingga 2023 secara berturut-turut.

Ia mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada jajaran KLHK RI yang telah senantiasa memberikan arahan dan petunjuk, sehingga Kabupaten Magelang bisa mencapai Proklim.

Menurut dia, penghargaan Proklim yang telah dicapai ini berkat kerja keras jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Stakeholder (pemangku kepentingan) terkait yang telah bersinergi dan berkolaborasi menjaga iklim di wilayah Kabupaten Magelang.

"Tentunya, penghargaan ini tidak terus membuat kita terlena, tetapi harus menjadi pemacu bagaimana kita menjaga alam ini," katanya.

Bukan hanya Bupati Magelang yang meraih penghargaan sebagai pembina Proklim, namun Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman juga berhasil meraih tropi, sertifikat, dan insentif atas diraihnya penghargaan Proklim Lestari (penghargaan tertinggi dari KLHK RI) dan penghargaan Proklim Utama yang diraih oleh Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman.

Sertifikat Proklim Utama juga diberikan kepada 11 desa di wilayah Kabupaten Magelang, dan sertifikat Proklim Madya diberikan kepada 14 desa di Kabupaten Magelang.

Kepala Desa Margoyoso Kecamatan Salaman Adidaya Perdana menjelaskan, sebagai peraih penghargaan Proklim Lestari, Desa Margoyoso memiliki keunggulan di bidang penyelamatan sumber daya air dengan terus melakukan penanaman pohon di sekitar mata air, sehingga berdampak meningkatnya debit air yang bisa dimanfaatkan hingga Kabupaten Purworejo.

"Lalu di bidang Energi Baru Terbarukan yaitu pembuatan IPAL biogas limbah kotoran ternak sapi pada tahun 2020 belum memiliki biodigester, saat ini tahun 2023 sudah menjadi tiga unit biodigester. Biogas sekarang sudah digunakan lebih dari 10 KK," katanya. 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023