Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengedukasi masyarakat tentang kesehatan dengan mengubah pola pikir tentang gizi.
 
"Masyarakat kita masih berpikir bahwa protein itu harus dari daging sapi yang harganya mahal, jadi kita mengedukasi masyarakat dengan mengubah pola pikir tersebut, misalnya dengan mengganti daging dengan ikan lele. Kita melakukan kampanye seperti itu," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong ​​​​​​di Jakarta, Rabu.
 
Ia yang hadir dalam acara forum eksekutif tentang kemiskinan ekstrem dan kesehatan tersebut, menjelaskan Kemenkominfo secara konsisten mengampanyekan gizi cukup dengan isi piringku sesuai program Kementerian Kesehatan.

"Dalam isi piringku tersebut, ada protein, karbohidrat, selebihnya lagi gizi dan lain-lainnya, yang penting cukup gizinya. Kita tidak bicara soal harganya, karena gizi tersebut kita bisa peroleh dengan harga yang murah," ujar dia.
 
Ia menjelaskan kemiskinan berhubungan erat dengan kurangnya pengetahuan yang baik tentang kesehatan.
 
"Misalnya kasus stunting, karena stunting dia jadi tidak bisa memenuhi kebutuhan gizinya. Di sisi lain, stunting bisa menyebabkan masalah kemiskinan karena bisa menghambat produktivitas dan produktivitas ini kan sangat berkaitan dengan ekonomi," ucapnya.

Baca juga: Kemenko PMK: Tekankan kader posyandu untuk mampu gunakan antropometri
 
Pemerintah pusat juga telah berupaya mencoba menyelesaikan permasalahan kemiskinan ekstrem dan kesehatan secara paralel.
 
"Menangani kemiskinan ekstrem akan otomatis mengurangi stunting juga, jadi pelaksanaannya harus beriringan. Kita punya program penurunan stunting, di sisi lain kita juga punya program penghapusan kemiskinan ekstrem dan keduanya harus berjalan saling melengkapi," katanya.

Kemenkominfo dalam upaya percepatan penurunan stunting ada di pilar kedua, yaitu komunikasi dan edukasi.

"Tugas Kemenkominfo yakni mengedukasi dan komunikasi, mengubah pola pikir. Strategi yang kita lakukan lewat media sosial dan media arus utama untuk menghapus kemiskinan ekstrem dan menghapus stunting," kata dia.
 
Kemenkominfo juga mengedukasi masyarakat yang sudah memasuki usia perkawinan agar mempersiapkan diri dan memeriksakan kesehatan sebelum menikah.
 
"Kita membuat aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil atau elsimil yang saat ini sudah kita integrasikan ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)," ujarnya.
 
Agar program-program penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem terus berkelanjutan, Kemenkominfo juga terus mendorong pemerintah daerah agar ikut terlibat, salah satunya dengan melibatkan dokter-dokter muda di desa.

Baca juga: Sarapan yang menyehatkan dan menyelamatkan
Baca juga: Pakar Gizi paparkan enam poin penting saat evaluasi penurunan stunting
Baca juga: Kemenkes: Gaya hidup masa kini ubah kebiasaan sarapan masyarakat

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023