Pipa bawah laut ini didesain bisa beroperasi hingga 30 tahun dan pekerjaan sedang dalam tahap konstruksi.
Jakarta (ANTARA) -
PT Hutama Karya (Persero) menggarap proyek Engineering, Procurement Construction (EPC) Lawe-Lawe Facilities Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V – Balikpapan di Kalimantan Timur milik PT Kilang Pertamina Balikpapan.
 
Proyek ini merupakan pembangunan fasilitas pipa bawah laut (offshore) untuk menyalurkan minyak mentah dari Penajam Station ke Balikpapan Station melalui jalur pipa bawah laut yang sebelumnya dialirkan melalui jalur pipa darat (20 inci onshore pipeline) dari Lawe-Lawe Station ke Penajam Station.
 
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi dalam keterangan resmi yang diterima Kamis, mengatakan bahwa pekerjaan pipa bawah laut ini adalah bagian dari proyek RDMP dan direncanakan bisa meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
 
“Pipa bawah laut ini didesain bisa beroperasi hingga 30 tahun dan pekerjaan sedang dalam tahap konstruksi," kata Gunadi.

Baca juga: Hutama Karya percepat transformasi digital dalam operasional bisnis
 
Dia menambahkan nantinya akan dilakukan proses pemeliharaan secara berkala sesuai standar operasional prosedur (SOP) dari Pertamina.
 
Gunadi menerangkan pekerjaan offshore saat ini sudah masuk pada tahapan instalasi pipa lepas pantai 20 inci dan progres keseluruhannya sudah mencapai 62 persen. Proyek itu ditargetkan selesai pada akhir November 2023.
 
Gunadi menjelaskan bahwa selain menjadi kesempatan untuk berekspansi di sektor migas, hal ini juga sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap program pemerintah dalam menyelesaikan proyek strategis nasional (PSN) di Penajam, Balikpapan.
 
Sebagai upaya dalam percepatan, terang Gunadi, Hutama Karya menerapkan beberapa teknik dan inovasi seperti pada proses post-trenching (proses yang dilakukan setelah pemasangan pipa bawah laut) menggunakan teknologi controlled flow excavation (CFE) untuk memudahkan prosedur penggalian di sepanjang pipa pada kedalaman minimum 2 meter.

Baca juga: Hutama Karya utamakan UMKM lokal isi gerai rest areaTol Sibanceh
 
Gunadi menyebutkan tantangan yang dihadapi tim di lapangan dalam proyek ini khususnya mengenai potensi risiko pada area alur pelayaran di Teluk Balikpapan yang cukup sibuk.
 
Dalam memitigasi hal tersebut, ungkap Gunadi, dilakukan strategi penanganan khususnya mengenai pengaturan alur pelayaran dengan berkoordinasi kepada stakeholder setempat hingga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya kegiatan instalasi pipa bawah laut.
 
“Proyek yang akan rampung dalam waktu dekat ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya ketahanan energi dalam negeri menjadi lebih baik,” ucap Gunadi.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023