Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama salah satu perusahaan farmasi mengedukasi sebanyak 1.700 bidan dari Kabupaten Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Probolinggo, Jawa Timur, untuk menekan kasus stunting dengan target penurunan sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Kegiatan edukasi dan intervensi dengan melibatkan sekitar 1.700 bidan di wilayah Tapal Kuda tersebut digelar di Kampus RSD dr Soebandi Jember, Jawa Timur, Jumat.

"Target penurunan angka stunting secara nasional diharapkan bisa mencapai 14 persen pada tahun 2024, sehingga yang paling krusial tidak hanya menangani kasus stunting, tetapi juga mencegah jangan sampai ada kasus stunting baru," kata Ahli Utama Penyuluh KB BKKBN Dwi Listyawardani di Jember.

Menurut dia, langkah intervensi 1.000 hari pertama kehidupan juga penting, sehingga sebelum menikah atau calon pengantin harus benar-benar dalam kondisi sehat dan diberi edukasi yang cukup sebelum kehamilan.

Baca juga: BKKBN-Pemprov Jatim bersinergi turunkan stunting dan pernikahan dini

"Bidan merupakan orang yang mendampingi ibu sejak awal kehamilannya, sehingga mereka harus memberikan edukasi pemberian ASI eksklusif kepada calon ibu dan itu harus ditingkatkan melalui pendampingan," katanya.

Ia menjelaskan bidan harus memberikan pendampingan dan motivasi kepada calon ibu agar bisa memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun karena biasanya calon ibu mudah kehilangan motivasi untuk menyusui bayinya.

Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Jember tahun 2022 sebesar 34,9 persen dan tertinggi di Jawa Timur.

"Saya berharap kasus stunting di Jember bisa ditekan lagi, sehingga bisa mencapai target 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, dalam kegiatan tersebut para bidan akan dilatih untuk memberikan intervensi terhadap balita selama 1.000 hari pertama kehidupan," katanya.

Baca juga: Hasto Wardoyo: BKKBN libatkan bidan tekan stunting

Namun, berdasarkan hasil timbang kader posyandu yang dihimpun Dinkes Jember pada Agustus 2023 tercatat jumlah balita stunting sebesar 6,35 persen atau 9.837 balita dari total 154.824 balita yang ditimbang.

"Data SSGI dijadikan perencanaan untuk menurunkan kasus stunting dan Pemkab Jember melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting terus bergerak dari tingkat desa hingga kecamatan untuk memberikan pendampingan kepada ibu hamil dan balita yang berpotensi stunting," katanya.

Sementara itu, Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy mengatakan perusahaan farmasinya berkontribusi mengatasi stunting bersama BKKBN, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), dan Ikatan Bidan Indonesia dengan mengedukasi para bidan di Kabupaten Jember.

“Jember tidak sendiri dalam upaya menurunkan prevalensi stunting. Berdasarkan keahlian kami, ikut mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting, sesuai dengan landasan perusahaan Expertise for the Promotion of Health," katanya.

Baca juga: Dexa Medica bersama BKKBN beri edukasi bidan untuk cegah stunting

Untuk mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen memerlukan kolaborasi pentaheliks. Sejak tahun 2022, Dexa Group dan BKKBN telah berkolaborasi dengan lebih dari 7.000 bidan di 8 wilayah untuk melakukan edukasi pencegahan stunting.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023