Ada satu kapal yang mendapatkan satu ton per hari....
Mukomuko (ANTARA) -
Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengatakan para nelayan di Pantai Indah Mukomuko (PIM), Kelurahan Koto Jaya sedang mengalami masa panen ikan yang berlangsung sekitar sebulan terakhir.
 
"Para nelayan PIM sampai sekarang masih panen ikan. Nelayan PIM panen ikan bawal dan layur atau beledang," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Warsiman, di Mukomuko, Minggu.
 
Ia mengatakan, nelayan PIM selain sedang panen ikan bawal dan layur serta ikan manyung atau gaguk, namun belum didata jumlah tangkapan nelayan tersebut.
 
Dia menyebutkan, lebih dari sebanyak 100 unit kapal nelayan PIM, hampir sekitar 80 unit kapal di antaranya yang aktif melaut.
 
Ia memperkirakan, hasil tangkapan ikan bawal saja, hampir sebanyak lima ton per hari, belum lagi hasil tangkapan ikan layur lebih dari itu.
 
Dari hasil tangkapan ikan layur, katanya lagi, ada satu kapal yang mendapatkan satu ton per hari, ada yang cuma dapat 350 kilogram per hari, tetapi kalau rata-rata setiap kapal mendapat 700 kg per hari.
 
Sedangkan harga ikan layur ini, katanya, tergantung dengan ukuran. Harga ikan berukuran besar lebih mahal dibandingkan ikan ukuran kecil.
 
"Harga ikan layur ukuran besar mencapai Rp30 ribu per kg karena ikan ukuran ini diekspor keluar daerah dan ikan kecil Rp15 ribu per kg," katanya pula.
 
Sementara itu, katanya lagi, baru para nelayan di PIM yang sudah mengalami panen ikan, sedangkan nelayan di wilayah Kecamatan Ipuh belum panen ikan.
 
Bahkan, kata dia, saat ini para nelayan Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh justru kesulitan melaut karena muara yang menjadi lokasi keluar masuk kapal mengalami pendangkalan.
 
Ia mengatakan, ada perusahaan dan pengusaha di wilayah ini yang membantu mengeruk muara yang mengalami pendangkalan, namun tidak bertahan lama, setelah itu muara tersebut kembali mengalami pendangkalan.
Baca juga: KUB nelayan Mukomuko Bengkulu terima mesin tempel
Baca juga: Nelayan Pantai Indah Mukomuko panen ikan bawal

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023