Jakarta (ANTARA News) - Ahli anak Fisher-Price Carrie Lupoli menyebutkan mainan bisa mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan karakter anak.

"Menggunakan mainan dalam bermain memudahkan anak untuk berinteraksi, bersosialisasi dan membentuk karakter," kata Lupoli di Jakarta, Jumat.

Mainan juga disebutnya dapat melatih kognitif dan emosi anak. "Sangat berbeda antara hanya diperlihatkan gambar apel dengan diberi apel sehingga anak bisa melihat, mendengar dan meraba bentuknya," kata dia.

Lupol menyebutkan berdasarkan penelitian, perbedaan mencolok antara siswa yang lulus dengan dan "drop out" adalah pada proses belajar dan bermain ketika mereka berusia empat tahun.

Dia menegaskan, berinteraksi dengan orang dewasa saat mereka tengah giat bermain dan menyelidiki mainan adalah proses terbaik untuk anak.

"Kedekatan hubungan akan menjamin berbagai keberhasilan jangka panjang dalam belajar, termasuk membangun hubungan serta keterampilan hidup sehari-hari," katanya.

Sedangkan psikolog anak Vera Itabiliana menjelaskan usia 0-5 tahun adalah masa emas anak untuk menyerap nilai, norma dan pelajaran.

"Dunia anak itu dunia main. Setiap hari main, tapi harus ada nilai plusnya. Ketika bermain itu kan senang, kalau senang akan banyak pelajaran yang terserap daripada kalau lagi bete (suasana hati tidak menyengkan)," katanya.

Vera mengimbau  orang tua ikut berpartisipasi dalam permainan anak, bukan hanya menyediakannya. "Meski mainannya bagus, kalau interaksinya tidak seru, anak akan meninggalkan," katanya.

Dia juga menilai mainan tidak perlu yang berharga mahal, sebaliknya barang bekas seperti kardus susu pun bisa menjadi mainan anak yang baik.

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013