New York (ANTARA) - Produsen obat Amerika Serikat (AS) Pfizer pada Selasa (31/10) melaporkan kerugian sebesar 2,4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.897) untuk kuartal ketiga (Q3) 2023 karena terus menurunnya penjualan vaksin dan pengobatan COVID-19.

Menurut Pfizer, pendapatan kuartal ketiganya tercatat di angka 13,23 miliar dolar AS, lebih rendah dari ekspektasi, turun 42 persen dari tahun sebelumnya.

Penjualan vaksin COVID-19 triwulanan perusahaan tersebut menghasilkan 1,31 miliar dolar AS, anjlok 70 persen dari kuartal tahun lalu.

Penjualan Paxlovid, pengobatan virus corona utamanya, merosot 97 persen pada periode yang sama dari tahun sebelumnya.

Saham Pfizer turun lebih dari 1 persen pada Selasa setelah laporan tersebut. Per penutupan perdagangan pada Senin (30/10), saham Pfizer merosot sekitar 40 persen untuk tahun ini, menempatkan nilai pasar perusahaan itu sekitar 172,5 miliar dolar AS.

Raksasa farmasi ini berjuang untuk mengatasi penurunan bisnis COVID-19 yang sangat cepat seiring dengan meredanya pandemi dan menurunnya permintaan untuk produk-produk terkait virus corona, beralih ke penjualan di pasar komersial dari penjualan ke pemerintah AS.

Dua pekan yang lalu, Pfizer merilis estimasi pendapatan dan laba setahun penuh yang telah disesuaikan, yang jauh lebih rendah daripada perkiraan awalnya, dan perusahaan itu memangkas ekspektasi pendapatan tahunannya hingga 9 miliar dolar AS. Produsen obat ini juga mengumumkan rencana pemangkasan biaya secara menyeluruh sebesar 3,5 miliar dolar AS.

Pfizer memperkirakan pertumbuhan pendapatan 2023 dari produk non-COVID sebesar 6 persen hingga 8 persen, termasuk vaksin respiratory syncytial virus (RSV) yang baru diluncurkan, yang sebagian besar terjadi pada paruh kedua tahun ini. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023