relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mengumumkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (year-on-year/y-o-y), di daerah ini pada Oktober mencapai 2,08 persen.

"Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,70 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BOS DKI Jakarta Feri Prasetyo Nugroho dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Feri menambahkan, sementara itu Indeks Harga Konsumen DKI sebesar 113,76 atau mengalami kenaikan sebesar 0,15 poin dari angka 113,61 yang tercatat pada September 2023.

Dia menjelaskan, kelompok-kelompok pengeluaran harga yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,27 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,61 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,40 persen.

Baca juga: DKI tingkatkan stok bahan pokok untuk kendalikan inflasi

Lebih lanjut, ujarnya, kelompok transportasi sebesar 0,93 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,39 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,69 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,87 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,11 persen.

Feri menyebut bahwa hanya kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami deflasi sebesar 1,32 persen.

Dia juga menyebutkan sejumlah komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023, yaitu beras sebesar 0,326 persen, kontrak rumah sebesar 0,219 persen, rokok kretek filter sebesar 0,100 persen, daging ayam ras sebesar 0,098 persen, dan emas perhiasan sebesar 0,090 persen.

Bila dibandingkan dengan kota-kota sekitarnya, ujarnya, inflasi y-o-y Jakarta merupakan yang terendah. Akan tetapi, katanya, dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/m to m), Jakarta menempati posisi kedua terendah setelah Bogor dengan 0,12 persen.

Baca juga: Inflasi Jakarta Februari 2023 relatif terkendali

Menurutnya, Jakarta mencatat 0,13 persen inflasi m-to-m.

"Secara umum, inflasi Jakarta Oktober 2023 relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Secara 'y-on-y', Jakarta menempati peringkat ke-82 dari 90 kota dengan urutan inflasi tertinggi," ujarnya.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023