Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pers Bagir Manan berpendapat kejadian yang menimpa kontributor Trans7 Anton Nugroho di Jambi bukan kekerasan terhadap wartawan, sebab polisi tidak bermaksud menyerang wartawan peliput unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Saya termasuk yang berpandangan kekerasan terhadap wartawan tidak bisa ditolerir. Namun, kejadian itu bukan kekerasan terhadap wartawan," kata Bagir Manan dihubungi dari Jakarta, Senin.

Bagir mengatakan saat kejadian itu polisi dalam posisi mencegah terjadinya kerusakan yang mungkin terjadi dalam aksi unjuk rasa.

Wartawan peliput, kata dia, harus memperhitungkan risiko dan posisi yang aman.

Bagir juga meminta masyarakat pers dan wartawan untuk mengecek kejadiannya terlebih dahulu. Sebab, kata dia, gas air mata tidak memiliki peluru sehingga tidak mungkin Anton Nugroho terkena peluru dari polisi.

"Gas air mata kok ada pelurunya. Coba dicek dulu. Jangan langsung mengatakan terjadi kekerasan terhadap wartawan," ujarnya.

Kontributor Trans7 Anton Nugroho, Senin (17/6) luka di bawah matanya yang diduga akibat terkena serpihan selongsong peluru gas air mata saat meliput aksi unjuk rasa menentang kenaikan BBM di Gedung DPRD Provinsi Jambi.

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher untuk mendapatkan perawatan intensif, karena serpihan selongsong peluru itu menempel di bagian bawah matanya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013