Jakarta (ANTARA) - BRI Liga 1 mulai memasuki putaran kedua dengan total sebanyak 18 tim telah menjalani 17 pertandingan pada seri regular. Borneo FC yang memastikan menjadi juara pada paruh musim, tetap kokoh di puncak klasemen dengan mengumpulkan 38 poin hasil dari sebelas kali kemenangan, lima kali seri dan hanya mengantongi dua kali kekalahan.

Tim berjuluk “Pesut Etam” tersebut unggul empat poin atas Persib Bandung yang berada di peringkat kedua dan selisih lima poin dari Bali United yang menghuni peringkat ketiga. Sementara Madura United yang sempat bertengger lama di pucuk melorot ke peringkat keempat dengan koleksi 31 poin.

BRI Liga 1 musim 2023/2024 menggunakan format yang berbeda dengan beberapa musim sebelumnya karena kompetisi kasta tertinggi sepak bola di tanah air ini digelar dalam dua seri yaitu seri regular dan seri championship.

Dalam seri regular, ke-18 tim akan melakoni 34 pekan pertandingan dimana empat tim dengan koleksi poin terbanyak akan masuk ke seri championship. Di seri championship nantinya empat tim terbaik akan bersaing dalam format turnamen yang berlangsung dalam dua leg untuk memperebutkan gelar juara.

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku penyelenggara BRI Liga 1, menerapkan format kompetisi yang berbeda dengan musim-musim sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas kompetisi.


Baca juga: Kapten Persija ingin Ketum baru PSSI jadikan sepak bola industri besar
Baca juga: Persik Kediri pinjamkan Rendy Juliansyah ke Persita Tangerang
Baca juga: Doll nilai kemenangan Persija atas PSM diraih karena tiga hal penting
Baca juga: Bali United merangsek ke empat besar usai tundukkan PSS Sleman 1-0



Berikutnya: kompetisi yang kian sehat

Kompetisi yang kian sehat

Berbeda dengan musim sebelumnya, seluruh pertandingan BRI Liga 1 musim 2023/2024 digelar pada dua jam tayang, yakni pada pukul 15.00 WIB dan 19.00 WIB. Sedangkan khusus selama bulan Ramadhan, pertandingan akan dilangsungkan pada pukul 20.30 WIB. Dengan penetapan jadwal jam tayang yang masuk waktu primer tersebut, akan mendorong dari segi komersialisasi dan penayangan kompetisi.

Selain itu juga BRI Liga 1 musim 2023/2024 menerapkan seleksi ketat untuk wasit yang  bertugas. PSSI telah mengadakan kerjasama khusus dengan Japan Football Asociation (JFA) dalam pembinaan dan pengembangan wasit secara berkelanjutan. Pada Juni lalu bentuk kerjasama antara PSSI dengan Japan Football Association (JFA) yaitu proses seleksi wasit untuk tiga kasta kompetisi Liga Indonesia musim 2023/2024.

Dari sisi komersial, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) telah menerapkan penggunaan papan iklan LED atau E-board di stadion klub peserta BRI Liga 1. Tercatat lebih dari 80 persen klub peserta kompetisi telah menggunakan papan iklan LED.

Klub-klub yang telah menggunakan papan iklan LED diantaranya Bali United, Bhayangkara Presisi Indonesia FC, Borneo FC, Dewa United, Madura United, Persib Bandung, Persik Kediri, Persis Solo, PSS Sleman, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PS Barito Putera, PSM Makassar dan Persita Tangerang. Dari sisi bisnis tentu dengan penggunaan papan iklan LED tersebut dapat menggaet sejumlah sponsor untuk klub dan meningkatkan citra kompetisi.

Menurut pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo, keberadaan E-board tersebut sangat berpengaruh terhadap minat para sponsor.

"Karena adanya E-board juga memberikan pengaruh terhadap minat para sponsor untuk ikut berpartisipasi. Apalagi jika pertandingan disiarkan langsung televisi, itu akan memberikan nilai tambah atau benefit tersendiri untuk para pengiklan sehingga diharapkan mereka semakin tertarik (berinvestasi)," ungkap Bung Kesit.

Beberapa inovasi baik dari sisi komersial maupun manajemen kompetisi membuat Liga 1 Indonesia semakin sehat dan meningkat standar mutunya. Ini tentu sinyal yang baik untuk mengangkat level liga sepak bola Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

"Idealnya tiga atau empat tahun ke depan Indonesia harus sudah bisa bergerak ke posisi teratas. Namun, kita juga harus melihat bagaimana negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura yang juga terus bergerak memperbaiki kualitas liganya," ujar Bung Kesit.

Baca juga: LaNyalla inginkan industri sepak bola Indonesia mandiri dan berkembang
Baca juga: Madura United takluk 0-1 lawan Persib Bandung
Baca juga: PSIS Semarang masih memburu penyerang dan pemain tengah


Berikutnya: geliat industri BRI Liga 1
 
Industri BRI Liga 1

Meski terdapat peraturan yang melarang kehadiran suporter tamu di laga tandang, tetapi geliat industri BRI Liga 1 tak berkurang sama sekali.

Hasil riset BRI Research Institute pada Juni 2023 menyatakan bahwa BRI Liga 1 musim 2023/2024 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) bagi perekonomian Indonesia mencapai sembilan Triliun Rupiah.

Dari perputaran uang sebesar 9 Triliun Rupiah tersebut diprediksi akan tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar 4,8 Triliun Rupiah, tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar 1,8 triliun Rupiah, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar 721 miliar Rupiah, serta penciptaan kesempatan kerja sekitar 44 ribu.

Penciptaan kesempatan kerja didominasi di bidang food & beverages (F&B) serta industri di sektor pertanian dengan total 11.485 orang. Hal tersebut tak lepas dari meningkatnya pendapatan yang dirasakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), terutama di sekitar stadion.

Berdasarkan riset tersebut, BRI Liga 1 membuka terciptanya lapangan kerja di bidang penyediaan barang dan jasa sebanyak 9.440 orang, kemudian diikuti sektor perdagangan besar (4.176 orang), transportasi dan akomodasi (5.288 orang).

Secara tidak langsung, efek domino dari perputaran uang kompetisi tersebut juga berimbas banyak pada klub-klub yang bersaing di kompetisi BRI Liga 1.

Pengamat sepak bola Indonesia Kesit Budi Handoyo menilai bahwa secara umum iklim industri selama putaran pertama BRI Liga 1 nampak dari gairah pergerakan klub-klub untuk mengembangkan potensi industri.

"Secara umum iklim industri selama paruh pertama menurut saya ada pergerakan yg cukup bagus. Setidaknya terlihat gairah dari pergerakan klub2 peserta dalam mengembangkan potensinya," kata Kesit Budi Handoyo kepada pewarta, Rabu.

Pria yang akrab disapa Bung Kesit tersebut menilai bahwa memang masih terdapat klub-klub BRI Liga 1 yang belum maksimal mengoptimalkan potensi bisnisnya karena adanya sejumlah handicap.

Namun, dari kompetisi yang sehat, klub-klub yang berpartisipasi di dalamnya secara tidak langsung akan ikut terdongkrak karena semakin terbukanya sponsor atau pengiklan yang akan masuk untuk berinvestasi. Hal tersebut juga mulai tampak dari sejumlah klub yang tidak hanya mengandalkan guyuran dana dari sponsor lokal.

Dengan geliat kompetisi BRI Liga 1 yang semakin menjadi industri olahraga yang kian sehat, bukan tidak mungkin target PSSI untuk menjadikan kompetisi di tanah air menjadi yang terbaik di zona Asia Tenggara dapat terealisasi dalam beberapa tahun ke depan.

Baca juga: Borneo FC gandeng Nevertoolavis sebarkan virus kreatif sepak bola
Baca juga: Ketum PSSI dorong acara sepak bola jadi industri peningkatan ekonomi
Baca juga: PSSI dorong UMKM kembangkan ekosistem industri sepak bola Indonesia

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023