Tantangannya bagaimana mengembangkan UMKM Tanah Air agar semakin produktif dan berdaya saing
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menginginkan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) untuk bersama-sama menciptakan sumber ekonomi baru salah satunya melalui percepatan transformasi digital bagi UMKM.

Teten Masduki dalam acara Lokakarya Nasional ICMI di Makassar, menyatakan perlunya percepatan digitalisasi bagi UMKM untuk memperluas akses pasar. Indonesia tidak boleh hanya menjadi sasaran perluasan pasar negara lain, sehingga dibanjiri produk impor murah yang berpotensi merusak pangsa UMKM Indonesia.

"Saat ini, struktur ekonomi masih didominasi oleh usaha kecil dan mikro. Ini menunjukkan struktur ekonomi Indonesia yang gemuk di mikro. Tantangannya bagaimana mengembangkan UMKM Tanah Air agar semakin produktif dan berdaya saing," kata Menteri Teten seperti dikutip dari keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Salah satu contoh negara yang disebutnya paling adaptif terhadap teknologi digital adalah Korea Selatan (Korsel). Negeri ginseng tersebut bahkan berambisi mengalahkan Jepang dalam berbagai bidang.

"Mereka berusaha terus berinovasi karena jika sedikit saja tidak inovatif mereka khawatir, produk unggulan mereka seperti Hyundai dan Samsung akan kalah bersaing dengan produk dari Jepang. Padahal market mereka cukup besar mencapai 50 juta orang di dalam negeri, dan jika ingin masuk ke pasar global, mereka harus mampu bersaing dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang melalui penguasaan teknologi yang tinggi," ucapnya.

Untuk itu, MenKopUKM mendorong inovasi juga dilakukan oleh UMKM di Indonesia. Jangan sampai usaha besar membunuh usaha kecil, sektor formal membunuh sektor informal, dan warung rakyat kalah dengan warung modern. Ditegaskannya, penting untuk merencanakan masa depan Indonesia 5-10 tahun mendatang agar bisa menjadi negara maju.

Terkait peran ICMI, MenKopUKM mengajak ICMI bersama dengan Pemerintah dan pihak terkait lainnya, untuk turut berkontribusi melahirkan ekonomi baru. Termasuk mencari alternatif pembiayaan yang murah dan mudah karena pembiayaan selama ini menjadi kendala bagi UMKM, khususnya terkait aset sebagai agunan.

Transformasi digital ditegaskannya, menjadi suatu keharusan. Pemerintah juga telah menargetkan UMKM onboarding digital sebanyak 30 juta UMKM yang saat ini telah mencapai 22 juta UMKM yang berjualan secara online.

"Saya berharap dari UMKM, kita kembangkan dengan dukungan ekosistem. Dengan seperti itu bisa segera mengubah struktur ekonomi kita, agar menjadi negara maju pada 2045 dengan mendorong UMKM masuk ke sektor strategis," sebutnya.

Senada, Ketua Umum Ikatan ICMI Arif Satria yang mengatakan, ke depan kompetisi ekonomi dan industri mengarah kepada kreativitas dan imajinasi. Untuk itu ia mengajak para pelaku usaha berfokus pada future practice agar menjadi leader (pemimpin), karena jika hanya berbasis pada past practice cenderung menjadi follower (pengikut).

"Kita sedang berada dalam situasi yang memerlukan kemampuan untuk melakukan terobosan dan kreativitas, masa depan adalah kompetisi imajinasi dan kreativitas. Orang kecil jangan berfikir selamanya akan kecil, kita saat ini masih kecil punya peluang besar menjadi siapa-siapa di depan, yang penting punya pola pikir kreatif dan future practice," kata Arif.

Adapun ICMI telah mendampingi 382 UMKM. ICMI tengah bertekad untuk turut menjadi pelopor untuk membangun ekosistem bisnis masa depan.


Baca juga: Pemerintah komitmen akselerasi digitalisasi UMKM secara holistik
Baca juga: BI: Akselerasi digitalisasi keuangan syariah demi pertumbuhan inklusif
Baca juga: Program APINDO UMKM Merdeka bantu 109 pengusaha di 13 provinsi


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023