Kita tidak boleh punya rasa takut selama mempertahankan kebenaran untuk kepentingan masyarakat banyak, dan kebenaran itu ada data dan bukti.
Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan masa jabatan 2016-2023 Penny K. Lukito mengakhiri masa jabatannya hari ini, Senin, di kantor BPOM, Jakarta, dan berpesan agar pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dapat membentuk bangsa yang berbasis sains.
 
"Pesan saya yakni mendidik masyarakat kita untuk menjadi masyarakat yang berbasis sains, data yang valid, rasional dan logika, masyarakat Indonesia harus dibangun, tidak hanya berdasarkan kepentingan politik atau kelompok tertentu," kata Penny.
 
Ia menjelaskan, selama menjabat menjadi ketua BPOM selama 7,5 tahun, dirinya banyak belajar dari pandemi COVID-19, dan menekankan bahwa untuk untuk kepentingan masyarakat, seluruh pihak mesti bertindak konsisten dalam membuat kebijakan.
 
"Saya mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) selama 30 tahun, dan di BPOM 7,5 tahun, dari pandemi COVID-19 banyak informasi yang saya dapatkan, dan tentu akan saya gunakan untuk berkontribusi lebih bagi bangsa ini," ujar dia.

Baca juga: BPOM kawal pengembangan sorgum, bantu wujud ketahanan pangan RI

Baca juga: BPOM tanam mangrove guna percepat target Net Zero Carbon Emission
 
Ia menegaskan, aspek obat dan makanan tentu akan jadi yang utama dan telah dijaganya selama ini, sehingga ke depan hal tersebut akan selalu menjadi perhatiannya.
 
Belajar dari pandemi COVID-19, menurutnya, bangsa ini harus belajar dari ketidaktahuan sebelumnya, dan memanfaatkannya untuk berdialog dengan berbagai pihak untuk menegakkan penyelesaian berbasis sains dan data.
 
"Waktu itu (pandemi COVID-19) di peradaban kita, belum pernah mengalami masa-masa ini, sehingga dalam ketidaktahuan kita masih bingung, sehingga kita harus berdialog dengan orang banyak, bahwa basis sains betul-betul harus kita tegakkan tanpa goyah, karena itu menyangkut kredibilitas produk tersebut, keamanan dan efektivitas dari suatu produk harus dengan kredibilitas kita sebagai suatu bangsa," ucap Penny.
 
Menurutnya, penting untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas di instansi-instansi regulator.
 
"Trust (kepercayaan) harus kita bangun, karena trust, kredibilitas itu adalah sesuatu yang mahal, dan BPOM sekarang sudah sangat tinggi trust dan kredibilitasnya, harus betul-betul kita jaga, dengan memastikan semua berbasis sains, rasional, dan logika," tuturnya.
 
Tidak ada intervensi dan kepentingan yang lain selain itu, ujarnya, selain kepentingan masyarakat dan bangsa ini, sebagai bangsa yang beradab, beretika, dan berkualitas tentunya
 
Ia juga mengemukakan, meski mendapatkan berbagai tantangan seperti proses komunikasi yang berat antarlembaga, tetapi hal tersebut dapat dilewati dengan pendekatan yang berbasis sains dan data.
 
Dia juga berpesan agar setiap pimpinan maupun pemangku kepentingan, utamanya yang bergerak di bidang obat, makanan, dan kesehatan untuk selalu siap menghadapi tekanan.
 
"Kita tidak boleh punya rasa takut selama mempertahankan kebenaran untuk kepentingan masyarakat banyak, dan kebenaran itu ada data dan bukti. Di BPOM kita juga ada tim ahli yang mendukung, selama ada itu, maka kita akan selalu bisa membuat keputusan yang benar," kata dia.
 
Sebelumnya sudah dilakukan serah terima jabatan kepada Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia, yang saat ini juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala BPOM.
 
Sementara itu, Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyampaikan bahwa berkat kerja sama, dan kolaborasi yang dilakukan BPOM, vaksin nusantara akhirnya bisa mendapatkan pengakuan dari dunia.
 
"Dalam perjalanannya banyak yang menyangsikan pembuatan vaksin dalam negeri, tetapi dengan tekad yang bulat akhirnya bisa melakukan (mendistribusikan) vaksin ini. 4 November 2022 akhirnya kita bisa membuktikan INAVAC, akhirnya bisa membuktikan ke dunia, meski penuh hambatan dan halangan juga banyak yang menentang," katanya.*

Baca juga: BPOM tingkatkan kapasitas pengawasan farmakovigilans melalui RMP

Baca juga: BPOM: Kebutuhan SDM jadi tantangan di HUT Ke-78 RI

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023