JAKARTA (ANTARA) - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida mengatakan perpanjangan masa penyaluran bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram hingga Juni 2024 dari rencana sebelumnya hingga November 2023 masih diperlukan, khususnya untuk kelompok masyarakat rentan.

"Terdapat kelompok masyarakat yang masih perlu mendapatkan bantuan sosial karena kerentanannya, baik untuk pemenuhan kebutuhan pangan maupun nonpangan," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin per Maret 2023, mencapai 9,36 persen, turun 0,21 persen dibandingkan dengan September tahun sebelumnya.

Dia mengatakan data ini mengindikasikan masih ada kelompok masyarakat rentan dan perlu mendapatkan bansos.

Ia mengatakan perpanjangan bansos dibutuhkan sebab saat ini Indonesia dalam situasi krisis seperti terkait dengan fenomena El Nino yang berdampak gagal panen dan kekeringan. Hal ini tentu berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat.

"Dalam situasi krisis seperti ini fenomena El Nino, gagal panen yang berdampak pada daya beli khususnya, tentu kelompok miskin semakin rentan kondisinya, bahkan terus mengalami pemiskinan. Untuk itu secara objektif memang dan harus diintervensi," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memutuskan untuk memperpanjang masa penyaluran bansos beras 10 kilogram hingga Juni 2024 dari rencana sebelumnya hingga November 2023.

Baca juga: Pengamat ingatkan validasi data penduduk miskin desa untuk bansos 2024

Salah satu pertimbangan pemerintah memperpanjang penyaluran bansos beras untuk memperkuat intervensi pemerintah dalam mengendalikan harga beras yang belum turun setelah mengalami peningkatan drastis, beberapa waktu lalu.

Bantuan beras 10 kg itu akan diberikan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Cadangan beras pemerintah dikelola Bulog 1.442.945 ton per 2 November 2023 dengan realisasi penyaluran bantuan pangan 94,95 persen pada September, 94,89 persen pada Oktober, dan 18,45 persen pada November 2023.

Kementerian Sosial juga melakukan pengkajian ulang terhadap 18,8 juta keluarga miskin calon penerima bantuan langsung tunai (BLT) untuk mengantisipasi dampak El Nino, supaya pemanfaatan program bantuan tepat sasaran.

Sekitar 18,8 juta calon penerima dana bantuan tersebut, masyarakat kategori kelompok miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Dalam usulan, para calon penerima tersebut masing-masing akan diberikan dana tunai senilai Rp200 ribu per bulan pada November-Desember 2023.

Hal ini untuk meningkatkan daya beli para calon penerima akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan ekstrem di Indonesia hampir sepanjang tahun ini.

Baca juga: Pemerintah perpanjang pemberian bansos beras hingga Juni 2024
Baca juga: BPS sebut harga beras naik, Bapanas tegaskan ada bansos pangan

 

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023