Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengajak kaum muda, khususnya mahasiswa, untuk memperkuat rasa kebangsaan dengan pengetahuan seputar sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Perkuat rasa kebangsaan dengan pengetahuan, rajin membaca pelajaran kebangsaan sejarah terbentuknya Indonesia. Kuncinya ilmu pengetahuan, tolak intoleransi, radikalisme, dan terorisme dengan semangat dan belajar yang tekun,” kata Rycko dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.

Rycko mengatakan bahwa ideologi terorisme bertumpu pada paham kekerasan yang bermula dari perilaku tidak memahami keberagaman dan merasa diri atau kelompoknya paling benar.

Dia menyampaikan hal itu saat memberi kuliah umum di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jawa Tengah, Rabu. Ia mengatakan bahwa mahasiswa yang masuk kategori usia remaja merupakan salah satu dari tiga kelompok paling rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme.

"Penelitian I-KHub Outlook BNPT 2023 menunjukkan kelompok rentan, yaitu remaja, perempuan, dan anak," katanya.

Rycko juga mengingatkan mahasiswa UNNES untuk sadar akan bahaya paham radikalisme yang bertujuan menghancurkan dan memecah belah bangsa. Terkait hal itu, ia mengajak mahasiswa untuk lebih mengenal karakteristik Indonesia yang beragam.

"Apabila tidak miliki ketahanan, pengetahuan, aware/sadar akan bahaya radikalisme dan terorisme, ideologi kekerasan ini akan dapat memecah belah Indonesia yang dibangun dari perbedaan," ucapnya.

Sementara itu, Rektor UNNES Prof. S. Martono mengatakan pihaknya berkomitmen menolak intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Katakan tidak untuk intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Mari kita semua bersatu dalam perbedaan. Tanamkan di hati, karena saudara (para mahasiswa) adalah bagian dari masa depan Indonesia,” ujar Martono.
Baca juga: BNPT ingatkan urgensi prioritas hadapi "travelling terrorist"
Baca juga: BNPT dorong anak muda perkuat empat konsensus dasar
​​​​​​​
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan radikalisasi daring sasar remaja hingga perempuan

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023