AI dan disrupsi teknologi dapat membuka peluang besar bagi industri jurnalisme
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak insan pers untuk memanfaatkan beragam teknologi dalam optimalisasi penyampaian fakta dan informasi bermanfaat bagi masyarakat.

Ia berpendapat salah satu teknologi yang dapat digunakan pers untuk semakin produktif menghasilkan berita ialah kecerdasan buatan (AI) yang tengah marak pengembangannya di masyarakat.

"AI dan disrupsi teknologi dapat membuka peluang besar bagi industri jurnalisme," kata Budi dalam Seminar Nasional Dewan Pers di Jakarta Selatan, Rabu.

Baca juga: Anggota Dewan Pers: peran wartawan dukung pemilu yang berkualitas

Ia mengambil contoh kasus salah satu pemanfaatan AI yang telah terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas pemberitaan seperti yang dilakukan oleh kantor berita di Amerika Serikat yaitu Associated Press (AP).

Budi mengatakan AP berhasil meningkatkan jumlah produksi beritanya setiap kuartal hingga 12 kali lipat sejak menggunakan AI, tepatnya dari 300 artikel per kuartal saat ini menjadi 3.700 artikel per kuartal saat mengoptimalkan AI.

Maka dari itu, ia berharap pemanfaatan AI yang serupa untuk kinerja jurnalistik di Indonesia juga dapat dilakukan khususnya membantu jurnalis saat melakukan pengumpulan dan produksi berita.

Salah satu kegiatan yang misalnya dapat dilakukan langsung untuk pengumpulan berita ialah dengan memanfaatkan AI untuk mentranskrip rekaman wawancara dengan narasumber.

"Dengan AI saya yakin satu rekaman tidak butuh lama transkripnya tersaji semua. Ini membantu memudahkan pekerjaan para awak media,” tuturnya.

Meski demikian, ia berharap insan pers di era digital dapat tetap menjaga integritas sebagai mata dan telinga masyarakat dengan menjaga kualitas dan objektivitas dalam membuat berita.

Apalagi di tengah gempuran media sosial yang saat ini kerap mengedepankan viral dan isu sensasional, Budi mengatakan peran media arus utama yang menghadirkan informasi berkualitas justru semakin dibutuhkan agar masyarakat Indonesia tetap dapat mendapatkan berita yang benar.

Baca juga: Dewan Pers libatkan media untuk wujudkan pemilu damai

Termasuk di periode saat ini yang akan memasuki masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, peran media arus utama yang hadir dengan berita berkualitas akan membantu masyarakat agar tidak terpengaruh oleh hoaks.

"Saya meminta rekan-rekan untuk selalu memprioritaskan objektivitas dan kualitas pemberitaan, serta menghindari pemberitaan yang semata-mata mengedepankan sensasi," ujarnya.

Dalam mendukung insan pers agar mendapatkan level playing field yang setara di era digital, Budi mengatakan saat ini Kementerian Kominfo bersama Dewan Pers tengah menyiapkan regulasi yang baik bagi industri media. Regulasi tersebut ialah Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Publisher Rights yang saat ini masih dalam pembahasan.

Ia mengharapkan aturan tersebut dapat rampung dalam waktu yang tidak lama lagi sehingga keberlangsungan jurnalisme yang berkualitas dapat terjaga.

"Kami mohon dukungan rekan - rekan semua agar proses yang sedang berlangsung dapat berjalan lancar dan membawa hasil positif untuk industri pers Indonesia," tutupnya.

Baca juga: Dewan Pers bentuk tim gugus tugas kawal Pemilu 2024

Baca juga: Dewan Pers: Media harus ciptakan pemilu damai

Baca juga: Ninik: Pers harus jadi subjek dalam tata kelola pemerintahan

 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023