...kami yakin penumpang paham dengan tarif baru ini..."
Sukabumi (ANTARA News) - Tarif angkutan kota jurusan Sukabumi-Bogor naik 25 persen pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan kenaikan ini sudah ditetapkan melalui surat keterangan Wali Kota Sukabumi.

"Tarif baru angkot jurusan Sukabumi-Bogor atau lebih dikenal "colt Bogoran" awalnya hanya Rp12 ribu/penumpang, saat ini menjadi Rp15 ribu/penumpang," kata Ketua Persatuan Pengemudi Sukabumi Bogor (PPSB) Edi R Sasmita kepada ANTARA, Minggu.

Menurut Edi yang juga Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Sukabumi, kenaikan tarif colt Bogoran ini sudah disepakati oleh seluruh pihak baik dari perwakilan pemerintah, pengusaha angkutan umum dan masyarakat yang diwakili oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI.

Selain itu, kenaikan tarif ini juga dilihat harga solar yang naik hanya Rp1.000 karena seluruh angkot jurusan Sukabumi-Bogor menggunakan bahan bakar jenis solar, tetapi kenaikan harga solar tersebut cukup berpengaruh yang mendorong harga suku cadang ikut naik.

"Namun, kami yakin penumpang paham dengan tarif baru ini, karena colt Bogoran ini merupakan angkutan umum alternatif menuju Bogor yang jasanya masih baik untuk menghindari kemacetan dan menghemat waktu dibandingkan dengan angkutan umum lainnya seperti bus," tambahnya.

Dikatakannya, pihaknya yakin dengan naiknya tarif ini tidak mempengaruhi jumlah penumpang yang menggunakan jasa layanan colt Bogoran, karena kondisi arus lalu lintas darat mulai dari Sukabumi kemacetannya sudah parah ditambah kereta listrik Bumi Geulis jurusan Sukabumi-Bogor belum beroperasi lagi.

Karena itu banyak penumpang yang memilih menggunakan angkutan umum ini untuk menghindari kemacetan dan tarifnya pun bisa dikatakan lebih murah. "Saat ini ada 330 unit colt, tetapi yang beroperasi hanya sekitar 200 unit setiap harinya," kata Edi.

Bahkan ia menambahkan, imbas lainnya dengan naiknya harga BBM subsidi ini akan banyak pengusaha colt Bogoran yang gulung tikar, sebab sebelum kenaikan harga BBM sudah ada 80 unit colt yang ditarik pihak leasing karena pengusahanya tidak mampu membayar cicilan kredit.

Maka dari itu, tarif tersebut bisa dikatakan ideal karena jika kenaikannya di bawah 25 persen banyak sopir yang merugi yang akibatnya banyak menambah pengangguran.

"Kami berharap seluruh pihak paham dengan kenaikan tarif ini dan jika ada sopir yang memberikan tarif di atas Rp15 ribu untuk sekali jalan maka tegur dan laporkan saja," tambahnya.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013