Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 240 alat berat untuk pengerukan di sejumlah sungai, termasuk di Kali Ciliwung yang berada di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, dan Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, kegiatan yang telah dimulai sejak pekan lalu itu sebagai langkah untuk mengantisipasi banjir akibat debit air hujan tinggi hingga meluap.

"Kami terus berupaya mengurangi sedimentasi lumpur. Hari ini di semua titik bergerak ada 240 unit alat berat, semuanya turun mengeruk kali," kata Heru usai meninjau pengerukan di Kelurahan Bidara Cina dan Kebon Baru.

Heru mengatakan pengerukan sungai harus lebih optimal karena sudah memasuki musim hujan. Selain pengerukan kali, normalisasi Ciliwung di sejumlah titik seperti di Rawa Jati, Pancoran, Jakarta Selatan, terus berproses.

Dia juga mengungkapkan seluruh peralatan milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan siaga untuk menghadapi musim hujan.

Baca juga: BPBD DKI siapkan alat berat antisipasi banjir di 25 kelurahan
Baca juga: Jakbar keruk 17 saluran air untuk antisipasi banjir

 
Petugas menggunakan alat berat untuk melakukan pengerukan Kali Ciliwung di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur dan Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/11/2023). ANTARA/Muhammad Ramdan

Saat ini, Dinas SDA Provinsi DKI memiliki 549 unit pompa permanen/statis (stasioner) di 195 lokasi, pintu air sebanyak 799 unit di 547 lokasi, pompa bergerak (mobile) sebanyak 566 unit, dan alat berat sebanyak 240 unit.

"Ada pompa mobile, ada pompa statis (stand by). Seperti di Ancol, ada tambahan dua pompa. Di Gunung Sahari, ada tambahan pompa lagi," katanya.

Di Jakarta Timur, juga ada tambahan beberapa waduk lagi. 'Ini semua kami upayakan dalam pengendalian banjir di Jakarta," kata Heru.

Heru juga mengajak masyarakat untuk turut serta mengurangi risiko banjir dengan cara tidak membuang sampah sembarang.

"Warga bantu untuk tidak buang sampah sembarangan. Kami sudah ngeruk, tiba-tiba warga buang sampah. Lalu ada di tempat tertentu, salurannya bagus, tetapi tertutup. Sehingga suku dinas sulit untuk membersihkannya," kata Heru.

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023