Jakarta (ANTARA) -
Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc mengatakan BPJS akan memfokuskan alat kesehatan dan obat yang efektif dari segi dana dan sesuai kebutuhan masyarakat.
 
"Kebutuhan termasuk obat dan alat kesehatan tidak terbatas maka harus dipilih yang cost effective, obat-obatnya mengikuti yang sesuai untuk orang butuh," kata Ali dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Jumat.
 
Ia mengatakan semakin banyaknya kebutuhan obat dan alat kesehatan dalam pelayanan kesehatan, membuat BPJS harus mencari cara bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut dan mencakup pengobatan yang optimal bagi pasien.

Baca juga: BPJS Kesehatan jadi destinasi delegasi asing pelajari Program JKN
 
Meskipun dana yang diberikan pemerintah belum sebanding dengan jumlah kebutuhan yang seharusnya, namun ia yakin jika dana mencukupi pengobatan penyakit-penyakit berat bisa dapat tercapai dan meningkatkan angka kesembuhan.
 
Hal itu juga akan membantu dari segi promotif dan preventif yaitu skrining yang sudah sangat efektif, di mana obat-obatan tinggal menyesuaikan kebutuhan yang diperlukan pasien.
 
"Produk dan alat baru itu kadang-kadang terkendala ketersediaan dana, jadi kita berkeinginan dana ditingkatkan lalu BPJS bisa membiayai beberapa hal, contohnya obat kanker," ujar dia.
 
Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga masih menjadi persoalan yang dihadapi BPJS untuk memahami teknologi asesmen dalam hal pemenuhan alat kesehatan sehingga pelaksanaannya dapat dibuktikan secara nyata di lapangan.

Baca juga: BPJS Kesehatan fokus tingkatkan mutu layanan pada sepuluh tahun JKN
 
Ketersediaan alat kesehatan dan obat yang memadai juga menjadi upaya untuk mengurangi kecenderungan masyarakat berobat ke luar negeri.
 
"Banyak faktor yang menentukan orang berobat ke luar negeri, tidak semata-mata berobat tapi butuh privasi, itu salah satu faktor yang harus diurai, banyak yang harus dipertimbangkan," begitu menurut Ali Ghufron. 
 
Selama sembilan tahun berjalan, BPJS sudah mampu menjangkau 200 juta jiwa lebih dengan persentase cakupan mencapai 95,7 persen. Hal itu menjadikan Universal Health Coverage Indonesia lebih tinggi dari negara lain seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
 
Pencapaian itu juga dibuktikan dengan Indonesia meraih penghargaan tertinggi International Social Security Association/ISSA) atas kolaborasi dan inovasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) se-Asia Pasifik yang diberikan tahun 2022.

Baca juga: BPJS Kesehatan optimalkan layanan dengan teknologi VSAT dan Cloud

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023