Jakarta (ANTARA) - Grand Final Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) VII Tahun 2023 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu ini menjadi ajang lomba inovasi karya anak bangsa untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

Ketua Umum Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF) Dr. dr. Supriyantoro dalam keterangan di Jakarta, Sabtu mengatakan, para inovator kesehatan mempunyai peran penting dalam mewujudkan ketahanan kesehatan bangsa. Karenanya, mereka membutuhkan ruang dan dukungan penuh pemerintah untuk lebih mengembangkan karya inovasinya, antara lain dalam produk alat kesehatan dalam negeri.

"Seperti yang pernah disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, bahwa pemerintah menargetkan 60 persen produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri menggunakan komponen lokal. Namun, saat ini masih sebanyak 88 persen alat kesehatan (alkes) yang beredar di Indonesia merupakan produk impor atau dari luar negeri. Sementara produk buatan lokal hanya di angka 12 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama," katanya.

Baca juga: Pandemi tidak menyurutkan inisiatif inovasi kesehatan di ajang IHIA

Dalam hal inovasi teknologi di bidang kesehatan, Supriyantoro mengatakan jika selama dua tahun terakhir, layanan kesehatan jarak jauh atau telemedisin begitu pesat berkembang. Layanan kesehatan berbasis aplikasi tersebut banyak bermunculan dan menjadi sebuah kebiasaan baru masyarakat Indonesia.

"Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Big Data Analytics, Internet of Things, dan sederet teknologi digital lainnya membuka kesempatan-kesempatan baru dalam perbaikan kualitas dan peningkatan kecepatan layanan kesehatan di Indonesia dan ini harus didukung penuh," ujarnya.

Baca juga: BPJS akan fokuskan pada alkes yang efektif dari segi harga

Supriyantoro menyebutkan acara ini merupakan bentuk apresiasi kepada instansi, Pemerintah Daerah, individu/kelompok perorangan, akademisi, dan berbagai pihak lainnya yang telah berhasil menjalankan inovasi pelbagai program peningkatan pelayanan kesehatan.

IHIA VII-2023 turut memberikan penghargaan dalam lima kategori inovasi, yaitu Inovasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan, Inovasi Alat Kesehatan, Inovasi IT Kesehatan, dan Inovasi Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: Upaya perbaikan ekosistem pelayanan kesehatan dengan perluas skrining

Penyelenggaraan acara ini merupakan kerja sama Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF) bekerja sama dengan Kemenkes RI, Kantor Staff Presiden RI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan 12 organisasi/institusi kesehatan lainnya. Acara ini juga turut didukung oleh International Seminar and Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM), Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (PERDESTI) dan dana CSR PT. IDS Medical Systems Indonesia (idsMED Indonesia).

"Kami berharap ajang ini semakin memacu lahirnya teknologi dan inovasi-inovasi kesehatan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dan memberikan kontribusi positif dalam membangun ekosistem kesehatan bangsa yang kokoh dan melepaskan Indonesia dari ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor. Penggunaan alkes dalam negeri yang meningkat diharapkan juga dapat meningkatkankan ekspor mancanegara," tutur Supriyantoro.

Baca juga: Wapres: Inovasi dan teknologi kesehatan wajah peradaban bangsa
Baca juga: UI-Universitas Fudan teken kerja sama penelitian, inovasi kesehatan

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023