Pekanbaru (ANTARA News) - Asap sisa kebakaran lahan dan hutan masih pekat menyelimuti langit Kota Pekanbaru, Selasa pagi.

Asap menyebabkan jarak pandang menurun pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB di beberapa daerah di Pekanbaru hingga berkisar 100-200 meter. Pengguna kendaraan terpaksa mengurangi laju kecepatan karena penglihatan sangat terbatas.

Sedangkan, kondisi udara berdasarkan pantauan alat ISPU di sejumlah titik di Pekanbaru menunjukan tanda "Tidak Sehat". Sebagian besar warga kini menggunakan masker untuk beraktifitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan langsung dari asap yang bisa mengganggu kesehatan.

"Padahal, pada malam hari kemarin udara sudah terasa lebih segar dan banyak angin. Tapi sayangnya asap turun lagi pada pagi hari ini," kata seorang warga Pekanbaru, Riana Handayani (30).

Ia mengatakan, pekatnya asap kebakaran sudah mengganggu kenyamanan sampai ke dalam rumah. Akibatnya, ia harus menutup ventilasi udara di rumah dengan lapisan koran yang rangkap ganda supaya lebih tebal.

"Saya sampai harus pakai masker ketika tidur," katanya.

Seorang warga lainnya mengatakan sangat mengkhawatirkan anak-anak yang mudah terserang penyakit saluran pernafasan akibat asap pekat ini. Chaidir (41), yang juga warga Pekanbaru, mengatakan ia terpaksa memaksa anak-anaknya untuk memakai masker ketika bermain ke luar rumah.

"Anak-anak di perumahan saya, setiap malam main petak umpet semuanya pakai masker. Karena tidak mungkin juga kita melarang terus anak-anak bermain di luar rumah, apalagi sekarang liburan sekolah," katanya.

Pemerintah Indonesia menetapkan status Tanggap Darurat Asap di Riau sejak Jumat (21/6) akibat kebakaran lahan dan hutan kian parah. Asap sisa kebakaran juga terbawa angin hingga negera tetangga seperti Singapura dan Malaysia dalam beberapa hari terakhir.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013