Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak semua pihak untuk membangun solidaritas dan soliditas pada momentum perayaan Diwali (Deepavali) Umat Hindu.

"Perayaan Diwali atau Hari Kemenangan bagi Umat Hindu bisa menjadi momentum untuk mewujudkan harmoni dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, serta membangun solidaritas dan soliditas kebangsaan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Perayaan Diwali melambangkan kemenangan kebaikan (Dharma) atas keburukan (Adharma), serta melambangkan perayaan dan harapan manusia. Diwali merupakan acara festival cahaya bagi Umat Hindu dirayakan di seluruh India dengan menyalakan lampu, lampion, dan kembang api untuk menandai kemenangan cahaya atas kegelapan, kebaikan atas kejahatan, dan kearifan atas kebodohan.

"Karena setiap perbedaan latar belakang agama, suku, dan budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu dan bukan penghalang bagi kita untuk hidup rukun dalam keharmonisan," jelasnya.

Baca juga: Album Asia: Mengintip kegembiraan perayaan Festival Diwali di India
Baca juga: Album Asia: Pasar di India kian ramai jelang perayaan festival Diwali


Selain itu, katanya, perbedaan  bukan penghalang untuk hidup saling menghormati, saling membantu, saling tolong menolong, dan membangun solidaritas sosial yang kokoh.

Bamsoet menjelaskan berbagai perbedaan tersebut tidak harus diseragamkan dan tidak harus ditiadakan. Semua perbedaan dan keragaman justru harus diikat oleh persaudaraan sejati. "Diikat kebersamaan dan diikat kesadaran yang kuat bahwa kita adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air," katanya.

"Terlebih tidak lama lagi kita akan segera menyambut pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Pada beberapa kali penyelenggaraan pemilu hampir selalu menyisakan residu persoalan di tengah tengah masyarakat," ungkapnya.

Dia berharap diperlukan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dari segenap pemangku kepentingan untuk tidak memperkeruh kondisi dengan berbagai kegaduhan tidak perlu yang justru merugikan kehidupan rakyat,.

Bamsoet mengatakan segenap komponen bangsa, termasuk seluruh umat beragama memiliki tanggung jawab kolektif yang sama untuk menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi agar berjalan tertib, lancar, jujur, adil, dan berkualitas.

"Umat beragama seyogianya menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga agar aktualisasi kehidupan berpolitik tidak bersinggungan dengan isu-isu sensitif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memicu konflik horisontal. Apalagi menjadikan agama sebagai alat pembenar untuk melakukan berbagai tindakan yang justru mencederai atau bahkan bertentangan dengan norma agama itu sendiri," katanya.

Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023