Stunting ini harus diperangi karena sangat mengancam
Ambon (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Maluku mengedukasi masyarakat Kepulauan Banda Naira, Kabupaten Maluku tengah untuk memerangi stunting.

"Stunting ini harus diperangi karena sangat mengancam, dan dapat mengganggu kecerdasan anak-anak kita, jika di Maluku dan khususnya di Banda banyak anak-anak yang stunting, bagaimana kita bisa mempersiapkan anak-anak generasi ke depan yang cerdas, pintar, dan mampu bersaing," ucap Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi Murad dalam keterangan yang diterima di Ambon, Senin.

Hal itu diutarakannya saat agenda kunjungan kerja di Kepulauan Banda Naira bersama Gubernur Maluku Murad Ismail.

Widya dalam kesempatan itu menjelaskan tentang stunting yang merupakan gagal tumbuh pada bayi atau balita, akibat kekurangan gizi kronis secara terus-menerus pada seribu hari pertama kehidupan yakni dari ibu hamil hingga anak berusia dua tahun.

Widya juga menegaskan agar stunting ini tidak dianggap remeh, karena selaku Duta Parenting, dirinya sudah turun di 11 kabupaten kota, ke lokus desa stunting, dan masih banyak yang memprihatinkan.

“Stunting ini merupakan program prioritas Presiden yang diharapkan pada 2024 prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen, dan Maluku saat ini telah mencapai 26,1 persen, saya mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, yang sudah bisa menurunkan prevalensi stunting menjadi sekitar 27 persen, karena luar biasa inovasi dan program yang telah dibuat Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui GEMA (Gerakan Bersama Ina Latu Maluku)," katanya menjelaskan.

Baca juga: TNI gelar penyuluhan kesehatan anak guna tekan stunting di Maluku
Baca juga: Dinkes Maluku target stunting turun 6,1 persen pada 2023


Ia mengungkapkan, dalam upaya mencegah stunting, maka remaja putri harus dipersiapkan dari sekarang, khususnya untuk remaja putri diimbau untuk wajib meminum tablet tambah darah di puskesmas atau di klinik.

Hal ini dikarenakan agar para remaja putri tidak kekurangan zat besi, guna menghindari penyakit anemia, selain itu saat 1.000 hari pertama kehidupan di masa seorang ibu hamil harus rajin ke posyandu memeriksakan diri, agar bisa melihat secara terus menerus setiap bulannya tumbuh kembang janin, dan setelah melahirkan ibu harus memberikan asi eksklusif selama 6 bulan.

“Ini harus dijaga agar tidak mengakibatkan kekurangan gizi dan menjadi stunting pada anak, karena jika tergolong stunting berat agak sulit untuk diperbaiki gizinya, dan ini adalah tanggung jawab kita bersama," tuturnya.

Selain itu, salah satu penyebab adanya stunting yakni perlu diperhatikan dari faktor kemiskinan dan kekurangan air bersih.

“Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan di hari ini, bisa dipahami dan menjadi pegangan untuk mempersiapkan generasi muda ke depan yang sehat jasmani rohani, dan cerdas sehingga membawa nama baik Maluku, Maluku Tengah, khususnya di Kecamatan Banda ini," katanya.

Hadir pada kesempatan itu Sekretaris Daerah Maluku Sadali Ie didampingi Ketua DWP Provinsi Maluku, Staf Ahli Gubernur, Asisten Setda Maluku, Penjabat Bupati Maluku Tengah Rakib Sahubawa, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah, Camat Banda, Forkopimcam Banda, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur terkait lainnya.

Baca juga: BKKBN: Layanan MKJP implan-KB suntik digencarkan di Pulau Seram-Maluku
Baca juga: Menko PMK dorong masyarakat Maluku konsumsi ikan atasi stunting
Baca juga: Tekan kasus baru, Maluku gagas desa peduli TBC-stunting

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023