Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut naiknya status hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP), sebagai pondasi untuk memperkuat kerja sama kedua negara, terutama di bidang ekonomi.

Peningkatan status hubungan Indonesia-AS dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif disepakati dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin (13/11) waktu setempat.

“Indonesia adalah satu-satunya negara yang diundang Amerika Serikat untuk melakukan kunjungan bilateral di Washington DC, menjelang KTT APEC di San Francisco,” kata Retno, dalam transkrip pernyataan pers yang disampaikan Kemlu RI, Selasa waktu Jakarta.

Dari pertemuan tersebut, kedua negara menyepakati secara prinsip penguatan kerja sama mineral kritis. Untuk itu akan dibentuk rencana kerja (work plan) menuju pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA).

“Jika CMA sudah dimiliki maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai kendaraan listrik di Amerika Serikat, secara berkesinambungan, untuk jangka panjang,” tutur Menlu Retno.

Selanjutnya, kedua pemimpin sepakat akan pentingnya segera diimplementasikan Just Energy Transition Partnership (JETP) yaitu komitmen pendanaan transisi energi di Indonesia oleh negara-negara maju, di antaranya AS.

“Presiden Jokowi menyampaikan agar Amerika Serikat dapat mendukung upaya mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk program Retirement PLTU dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan Indonesia,” kata Retno.

Indonesia sendiri telah terpilih sebagai salah satu mitra International Technology Security and Innovation Fund dari AS, yang akan membuka jalan bagi penguatan rantai pasok semikonduktor.

Sementara di bidang perdagangan, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia.

Dari kunjungan Jokowi ke AS kali ini, telah disepakati enam dokumen kerja sama antarpemerintah termasuk Kesepakatan Pembentukan Kemitraan Strategis Komprehensif, serta kerja sama kesehatan, ESDM, maritim, dan kebudayaan.

Kunjungan itu juga menghasilkan kerja sama bisnis senilai 25,85 miliar dolar AS (sekitar Rp405,9 triliun) antara lain Investasi Pembangunan Carbon Capture Storage dan Kilang Petrokimia, Pengolahan Nikel Baterai EV, serta Pembangunan Modul dan Panel Surya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Presiden Biden juga menyampaikan komitmen AS untuk memberikan dukungan terhadap aplikasi Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Baca juga: Biden: Kemitraan Strategis Komprehensif era baru hubungan AS-Indonesia
Baca juga: Jokowi minta Biden hentikan perang di Gaza


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023