Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana (BPBA) menyebut pemerintah kabupaten dan berbagai lintas sektor di Aceh Tenggara masih menanggulangi banjir yang melanda daerah itu, yang dipicu curah hujan intensitas tinggi.

“Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara juga telah menerbitkan surat keputusan tanggap darurat selama 14 hari,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui keterangan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan, banjir di Aceh Tenggara terjadi pada Senin (13/11) sekitar pukul 20.00 WIB, dengan ketinggian air antara 20-30 centimeter. Data dari BPBD Aceh Tenggara terdapat 50 desa atau gampong dalam 14 kecamatan yang terdampak.

Peristiwa banjir terjadi dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Aceh Tenggara, sehingga beberapa sungai di Aceh Tenggara meluap, dan banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu ke pemukiman penduduk.

Baca juga: Bocah terseret arus banjir di Aceh Tenggara ditemukan tak bernyawa

Baca juga: Banjir melanda 24 gampong di Aceh Tenggara


“Kondisi air sudah berangsur surut. Pengungsi masih dalam pendataan,” ujarnya.

Adapun wilayah yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Bambel sebanyak sembilan desa, Semadam terdapat tiga desa, dan Kecamatan Babussalam sebanyak tiga desa.

Selanjutnya, Kecamatan Lawe Bulan sebanyak lima desa, Ketambe dua desa, Lawe Sumur sebanyak empat desa, dan Kecamatan Bukit Tusam sebanyak enam desa.

Kemudian, Kecamatan Tanoh Alas sebanyak empat desa, Babul Rahmah satu desa, Lawe Alas satu desa, Darul Hasanah satu desa, Deleng Pokison enam desa, Lawe Sigala empat desa, dan Kecamatan Babul Makmur satu desa, sehingga total 50 desa dalam 14 kecamatan.

Selain merendam rumah warga, kata Ilyas, banjir juga menyebabkan sejumlah jalan nasional di daerah itu terendam lumpur, jembatan tersumbat serta tiga unit rumah rusak berat, satu unit rusak sedang dan satu unit rusak ringan akibat banjir bandang.

Selain itu, dua unit mobil dan tiga unit sepeda motor juga terbawa arus, oprit jembatan ambruk, jembatan gantung rusak berat, waterboom terendam banjir, serta berdampak juga pada saluran irigasi yang rusak berat.

BPBD Aceh Tenggara telah mengerahkan anggota tim reaksi cepat untuk melakukan pendataan, menurunkan alat berat ekskavator untuk melakukan pengerukan dan pembersihan material lumpur, mendirikan posko lapangan, serta dapur umum.

Selain BPBD Aceh Tenggara, penanggulangan bencana tersebut turut melibatkan lintas sektor mulai TNI/Polri, BPJN Aceh, tim SAR, masyarakat serta instansi lainnya di daerah itu.

“BPJN Aceh menurunkan dua unit excavator, BPBD Aceh Tenggara menurunkan lima unit mobil dumptruck dan dua unit armada damkar BPBD untuk pembersihan fasilitas umum tempat ibadah dan rumah masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, peristiwa itu juga dilaporkan menimbulkan korban jiwa seorang bocah bernama Muhammad Abbas (2) yang hanyut terseret arus banjir, serta dua orang warga dilaporkan luka-luka. Ketiganya merupakan warga Desa Pasir Puntung, Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara.*

Baca juga: Hujan deras hulu Gunung Leuser sebabkan banjir lumpur Aceh Tenggara

Baca juga: Lahan sawah gagal panen akibat banjir Aceh Tenggara seluas 267 hektare

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023