Banda Aceh (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan Gedung Landmark BSI di Aceh senilai Rp325 miliar dapat diresmikan pada Maret 2024 menyusul rampungnya konstruksi yang ditandai penyelesaian atap gedung tersebut.

"Alhamdulillah saat ini kami telah menyelesaikan 51,56 persen proses pembangunan gedung. Kami menargetkan pembangunan Gedung Landmark BSI Aceh selesai Februari 2024 dan diresmikan pada Maret 2024," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Banda Aceh, Rabu.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela penutupan bagian atas Gedung Landmark BSI Aceh yang turut dihadiri jajaran direksi, komisaris, Anggota DPR Komisi VI asal Aceh dan unsur Forkopimda Aceh.

Ia menjelaskan pihaknya telah menuntaskan penutupan bagian atas yang menjadi simbol telah rampungnya proses konstruksi Gedung Landmark BSI Aceh dengan konsep bangunan ramah lingkungan.

Ia mengatakan gedung tersebut akan menjadi Kantor Wilayah BSI di Aceh dan sekaligus menjadi kantor wilayah bank pertama di Indonesia yang berdiri di provinsi yang terletak paling barat tersebut.

"Kehadiran Gedung Landmark BSI Aceh dan menjadi kantor wilayah ini merupakan bentuk keseriusan komitmen Perseroan untuk memberikan layanan operasional dan kontribusi terbaik bagi perekonomian di Provinsi Aceh," katanya.

Gedung Landmark BSI Aceh terdiri dari sepuluh lantai dengan tinggi 46,6 meter dan menjadi gedung perkantoran tertinggi di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.

"Kami ingin menjadi bank yang terus meningkatkan inklusivitas dan bersama-sama seluruh pemangku kepentingan mendorong pertumbuhan perekonomian di Aceh. Hadirnya gedung ini memperkuat komitmen BSI untuk bersama-sama masyarakat Aceh memajukan kesejahteraan di bumi Serambi Mekah," kata Hery.

Hary menambahkan Gedung Landmark BSI Aceh menggunakan teknologi modern dan desain dengan kearifan lokal masyarakat bumi Serambi Mekah serta menjadi simbol kemajuan Provinsi Aceh yang semakin modern dengan tetap berpegang teguh pada nilai agama dan budaya.

"Pembangunan Gedung ini tidak akan meninggalkan unsur-unsur budaya dan kearifan lokal Aceh yang sering disebut sebagai kota Serambi Mekah," katanya.

Adapun dalam pembangunan gedung tersebut, BSI menggandeng PT PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor.

Direktur Operasi Bidang Gedung PT PP (Persero) Tbk Yuyus Juarsa mengatakan bahwa Gedung Landmark BSI Aceh merupakan gedung yang dibangun dengan konsep bangunan ramah lingkungan dengan sertifikasi emas.

"Gedung tersebut mengusung semangat ramah lingkungan dan hemat energi. Ini terlihat dengan teknologi terkini yang digunakan seperti penggunaan Building Automation System sebagai perangkat hemat energi, Rain Water Harvest (RWH) atau pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan operasional gedung," katanya.

Selain itu, Gedung Landmark BSI Aceh menggunakan desain kaca fasad DGU (Double Glass Unit) dengan rongga udara di antara kaca ganda sehingga mampu mereduksi panas matahari untuk mengurangi pemakaian pendingin ruangan dan sumber kelistrikan gedung menggunakan sumber daya solar panel rooftop.

"Dengan adanya penerapan teknologi tersebut, Gedung Landmark BSI Aceh menjadi bangunan perkantoran pertama di Aceh yang memperoleh sertifikasi Gold dalam penerapan green building," kata Yuyus.

Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan kehadiran gedung Landmark BSI tersebut adalah bentuk dukungan Bank Syariah Indonesia terhadap kemajuan Aceh dan telah banyak terlibat dalam program pembangunan, terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah.

"Pemerintah Aceh berharap dengan kehadiran gedung tersebut, BSI akan semakin berperan aktif dan menjadi katalisator dalam pembangunan ekonomi dan keuangan syariah di Aceh," katanya.

Ia berharap dengan hadirnya gedung tersebut masyarakat Aceh akan semakin tertarik menggunakan produk dan layanan perbankan syariah dan semakin banyak pengusaha Aceh yang melihat peluang usaha berorientasi syariah sebagai landasan pertumbuhan bisnis.

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023