Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan bahwa kesadaran menggunakan kontrasepsi atau KB pascapersalinan yang tinggi bisa mempercepat penurunan stunting dan mengoptimalkan bonus demografi.

"Penting untuk diedukasi agar masyarakat sadar kalau habis melahirkan itu segera KB. Jarak kehamilan dengan stunting saling terkait, apabila KB bagus maka stunting turun," ujar Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Hasto mengatakan hal tersebut saat menghadiri lokakarya strategi penurunan kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) dan peningkatan KB pascapersalinan di Semarang pada Selasa (14/11).

Baca juga: BKKBN: KB pascapersalinan Indonesia tertinggi di negara berkembang

Ia menegaskan pentingnya menurunkan unmet need agar Indonesia dapat memetik bonus demografi, yang tentu juga mesti diimbangi dengan peningkatan kualitas penduduk melalui layanan pendidikan yang berkualitas, menurunkan stunting, mengentaskan kemiskinan, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing.

"Rata-rata kalau saya tanya ke pasangan usia subur yang tidak ber-KB kemudian hamil, dia bilang kebobolan, tidak sengaja. Ini masuk ke kehamilan tidak diinginkan (KTD), di Jawa Tengah setiap 100 orang hamil ada 16 kasus KTD. Maka workshop tentang unmet need ini dibutuhkan agar antara kebutuhan dengan pelayanan bisa sesuai," kata dia.

Ia juga menjelaskan, saat ini Indonesia sedang memasuki masa populasi menua atau aging population, di mana rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif yang ditanggung dari 100 orang usia produktif saat ini adalah 44,43 jiwa.

Baca juga: Kemenkes fokus tingkatkan KB pascapersalinan turunkan stunting dan AKI

"Artinya, antara yang bekerja dan yang makan perbandingannya banyak yang bekerja, setiap 100 orang hanya memberi makan 44 orang. Jadi, kalau mau kaya ya sekarang saatnya, kalau bukan kita yang mendorong, siapa lagi?" ucap Hasto.

Ia melanjutkan, pada tahun 2035 nanti Indonesia sudah memasuki puncak populasi lanjut usia tertinggi, atau banjir orang tua disebabkan angka harapan hidup yang meningkat, sehingga mulai saat ini perlu mempersiapkan lansia yang tangguh dan mandiri agar bisa produktif di masa depan.

"Kita mesti mengantisipasi masuknya era aging population, melalui program ramah lanjut usia, peningkatan cakupan jaminan sosial, dan kesehatan bagi lansia, maupun pemberdayaan perempuan," tuturnya.

Baca juga: BKKBN targetkan 70 persen ibu ikuti program KB pascapersalinan

Dalam rencana strategis BKKBN 2020-2024, tertuang prioritas target pencapaian, di antaranya penurunan angka unmet need dari 6,82 persen pada 2020 menjadi 4,48 pada 2024, prevalensi kontrasepsi modern dari 63,93 persen menjadi 65,7 persen, dan penurunan angka kelahiran total atau total fertility rate dari 2,05 menjadi 1,94.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023