sudah banyak masa sulit dilewati dalam hubungan (dengan Indonesia), saya tak ingin masa itu berulang lagi"
Sidney (ANTARA News) - Perdana Menteri baru Australia Kevin Rudd Jumat ini menuduh proposal kaum konservatif yang beroposisi tentang pemulangan para pencari suaka ke Australia, akan memicu konflik dengan Indonesia.

Berbicara pada konferensi pers pertamanya sejak terpilih menjadi PM Australia, Rudd mengaku akan menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini juga untuk membahas isu-isu keamanan.

Australia menghadapi masalah membludaknya pencari suaka yang datang ke negeri ini dengan berperahu. Pada paruh pertama tahun ini saja sudah lebih dari 10 ribu orang tiba di Australia melalui Indonesia.

Pemimpin oposisi Tony Abbott yang diprediksi akan memenangi pemilu September nanti berencana memulangkan para pencari suaka ke Indonesia yang dinilai sejumlah kalangan akan membuat Jakarta tak senang.

"Saya sungguh membayangkan jika dia berupaya menciptakan risiko konflik dengan Indonesia...sudah banyak masa sulit dilewati dalam hubungan (dengan Indonesia), saya tak ingin masa itu berulang lagi," kata Rudd kepada wartawan di Canberra.

Rudd juga mengatakan lebih memilih diplomasi ketimbang militer, namun menegaskan, "Saya selalu khawatir mengenai dari mana konflik diplomatik bermula."

Mantan menteri luar negeri ini mengatakan jika Indonesia menyampaikan sinyal tak akan mendukung kebijakan Abbott, maka itu akan mendorong timbulnya konflik diplomatik antara kedua negara.

"Saya cukup berpengalaman dalam hubungan internasional...ketahuilah satu hal: Anda perlu berhati-hati sekali ketika menyangkut hubungan dengan Indonesia," kata Rudd seperti dikutip AFP.

Namun kubu oposisi menyanggah komentar Rudd tersebut, bahkan juru bicara menteri luar negeri Julie Bishop menggambarkan Rudd benar-benar konyol.

"Perdana Menteri negara ini telah salah, jahat, sembrono dan tidak bertanggungjawab mengatakan bahwa oposisi akan memicu konflik dengan Indonesia," kata Bishop kepada Sky News.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013