Kairo (ANTARA News) - Oposisi memadati Bundaran Tahrir di pusat kota Kairo hari Minggu ini untuk mendesak mundur Presiden Mohammad Moursi.

Demostrasi besar itu bertepatan dengan satu tahun kekuasaan Presiden Moursi yang dilantik pada 30 Juni tahun silam untuk masa jabatan empat tahun.

"Sanah kifayah ya Moursi, irhal-irhal (cukup setahun saja ya Moursi, lengser-lengser," teriak pada demonstran.

Selain di Kairo, demonstasi besar juga digelar di berbagai provinsi di negara berpenduduk 82 juta itu.

Unjuk rasa besar diringi petisi berupa pengumpulan tanda tangan masyarakat itu dilangsungkan beberapa pekan terakhir untuk apa yang disebut sebagai "kemauan rakyat mencabut keabsahan Presiden Moursi".

Kelompok Tamarrud (pemberontak) yang memprakarsai petisi itu mengklaim telah mengumpulkan 22 juta tanda tangan hingga 30 Juni.

Sebaliknya, pendukung Moursi yang juga berdemo di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah mengusung tema "Keabsahan adalah garis merah", merujuk keabsahan Presiden Moursi yang dipilih dalam pemilu presiden tahun lalu.

Tokoh oposisi utama Mohamed AlBaredai menyerun Presiden Moursi melakukan pemilihan dini gun membendung krisis saat ini. Namun, Ikhwanul Muslimin yang mendukung Moursi menolak keras seruan oposisi tersebut.

"Presiden Moursi dipilih secara sah untuk masa jabatan empat tahun, dan seruan pilpres dini itu tidak masuk akal," kata El Aryan, tokoh Ikhwanul Muslimin.

Kementerian Kesehatan Mesir telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh rumah sakit di seantero negara.

"Seluruh rumah sakit berlaku keadaan darurat untuk mengantisipasi situasi yang tidak diinginkan," kata kementerian ini.

Kementerian juga menyiagakan semua ambulansnya di tempat-tempat aksi demonstrasi digelar, baik di tempat demo anti-Moursi maupun oleh pendukung Moursi.

Sementara itu, para pemuka agama menyeru semua pihak untuk memelihara ketertiban umum.

"Demonstrasi itu hak masyarakat dalam kehidupan demokrasi, namun semua pihak hendaknya menahan diri dan melindungi keamanan masyarakat," kata Syeikh Agung Al Azhar.

Imbauan serupa disampaikan Pemimpin Gereja Koptik, Tawadrous II.

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013