Jakarta (ANTARA) - Di ujung timur Indonesia, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, telah berdiri megah. PLBN Skouw merupakan salah satu beranda Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG).
 
Saat ini terdapat dua PLBN yang telah selesai dibangun serta beroperasi di Provinsi Papua, yakni PLBN Skouw di Kota Jayapura dan PLBN Sota di Kabupaten Merauke.
 
Sementara pembangunan PLBN Yetetkun di Distrik Ninati, Boven Digoel, Papua Selatan, sudah rampung pada Juni 2022 dan kini tinggal menunggu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
 
PLBN saat ini dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan atau BNPP yang dikepalai oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Pembentukan badan ini adalah amanat dari Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
 
PLBN Skouw sendiri berdiri saling menghadap dengan pos perbatasan milik Papua Nugini, yaitu Perbatasan Vanimo.
 
Khusus di Skouw, perbatasan di posisi paling atas Pulau Cendrawasih, kini pengamanan dijalankan oleh Suatu Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Batalyon Infanteri (Yonif) 122/Tombak Sakti (TS). Batalyon ini bertugas mengawal dan menjaga wilayah perbatasan di Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. 
 
Kehadiran prajurit dari Yonif 122/Tombak Sakti di PLBN Skouw tidak terbatas pada pelaksanaan patroli perbatasan dan menjamin keamanan dari para penyusup. Para anggota TNI ini juga memiliki peranan penting di tengah masyarakat perbatasan.
 
Salah satu wujud pengabdian kemanusiaan yang paling sering ditemukan di tengah masyarakat dan dilakukan oleh TNI adalah memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada masyarakat.
 
 
Pengobatan gratis
 
Pelayanan kesehatan gratis tersebut tidak hanya diberikan bagi warga Kampung Mosso, tetapi juga untuk warga Kampung Wutung yang masuk wilayah Papua Nugini.
Komandan Pos Komando Utana Skouw dari Yonif 122/Tombak Sakti Letda (Ckm) Muhammad Hasan Abduh Pohan saat diwawancara di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua yang diambil pada Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Hendri Sukma Indrawan)
Komandan Pos Komando Utana Skouw dari Yonif 122/Tombak Sakti Letda (Ckm) Muhammad Hasan Abduh Pohan mengatakan bahwa jumlah warga yang meminta pengobatan didominasi oleh warga Kampung Wutung.
 
Selama empat bulan bertugas di perbatasan, tercatat setidaknya sudah 1.000 lebih warga Kampung Wutung yang memilih berobat ke markasnya.
 
"Sampai-sampai stok obat yang seharusnya untuk 12 bulan, ini sudah menipis, padahal baru empat bulan bertugas di sini," kata pria berusia 38 tahun itu saat ditemui Antara di markasnya di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (17/11).
 
Satgas mencatat bahwa warga Kampung Wutung lebih memilih untuk berobat ke markasnya karena jarak menuju ke tempat pelayanan kesehatan dari distrik mereka sangat jauh dibandingkan dengan ke markas Yonif 122/Tombak Sakti.
 
Untuk mencapai pos pelayanan kesehatan terdekat di wilayah mereka, warga Kampung Wutung membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam lebih.
 
Waktu tempuh tersebut nyaris setara dengan perjalanan darat dari Kampung Mosso menuju Kota Jayapura, atau sebaliknya.
 
Sementara jarak Kampung Wutung menuju markas satgas pamtas hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 15 menit atau kurang lebih 600 meter.
 
Alasan lainnya bagi warga Kampung Wutung memilih berobat ke markas satgas pamtas setempat adalah tidak dipungut biaya atau gratis. Namun, terkadang para prajurit mendapatkan tanda terima kasih berupa barang atau bahan makanan.
 
Sebagai bentuk ungkapan terima kasih, sebagian warga memberikan imbalan dalam bentuk barang, misal cabai, gelas cinderamata, dan lainnya, sedangkan dalam bentuk uang, tidak pernah ada.
 
Satgas mencatat bermacam-macam penyakit yang ditangani, mulai dari cedera, luka akibat terkena senjata tajam, batuk, flu, hingga malaria. Dari semua jenis penyakit itu, selama ini lebih banyak malaria.
 
Pemberian pelayanan kesehatan ini merupakan bagian dari aksi sosial satgas pamtas untuk bisa menjalin hubungan yang baik dengan warga sekitar.
 
Prajurit TNI saat membangun tempat bermain anak-anak di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, yang diambil pada Jumat (17/11/2023). (ANTARA/Hendri Sukma Indrawan)
Tidak hanya pengobatan

Selain pelayanan kesehatan, satgas pamtas juga melakukan aksi sosial lainnya, seperti kerja bakti hingga membuat taman bermain yang berlokasi di lapangan markas satuan tugas itu.
 
Para anggota TNI, khususnya Satgas Pamtas Yonif 122/Tombak Sakti, telah melakukan upaya terbaik mereka untuk merangkul masyarakat yang berada di perbatasan.
 
Contohnya pada bulan September 2023, Satgas Pamtas Statis Yonif 122/Tombak Sakti membantu warga Kout, Kampung Skouw, yang berada di perbatasan RI-PNG, memperbaiki pipa air yang putus akibat tertimpa pohon tumbang.
 
Perbaikan pipa air dilaksanakan dengan cara menyambungkan kembali pipa yang terputus dengan cara dilas.
 
Contoh lainnya pada Oktober saat mereka menyosialisasikan reboisasi kepada siswa SD YPK Pikere, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua.
 
Mereka juga memberikan pengetahuan bagi para siswa terkait pentingnya menjaga kelestarian alam di Papua dengan melakukan penanaman bibit pohon bersama para siswa dan guru di lingkungan sekolah tersebut.
 
Para prajurit TNI itu berharap dapat menciptakan kedekatan psikologis kepada masyarakat yang berada di perbatasan dan menuai kepercayaan dari masyarakat lewat kegiatan-kegiatan itu
 
Melalui berbagai kegiatan itu juga, TNI menunjukkan bahwa negara selalu hadir di sisi masyarakat di mana pun mereka berada, dan akan selalu melindungi masyarakat Indonesia dari berbagai bentuk ancaman.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023