Jakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Vidya Anindhita, S.Psi, M.Psi., Psikolog menyarankan para orang tua untuk menerapkan pola asuh authoritative parenting untuk memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi dari tindakan yang mereka ambil.

“Tujuan utama dari authoritative parenting style bukan hanya agar remaja menuruti aturan dari orang tua, tapi juga agar mereka paham makna perilaku mereka dan konsekuensi yang menyertainya,” ujar Vidya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurutnya, mendidik anak remaja seringkali dianggap sebagai suatu tantangan besar karena dalam fase ini, anak senang mencoba hal-hal yang belum pernah mereka dilakukan, terutama bersama teman-temannya sesama remaja.

Baca juga: Pentingnya keluarga ciptakan lingkungan sehat cegah kenakalan remaja

Untuk mengatasi hal ini, ia menuturkan bahwa orang tua dapat menerapkan authoritative parenting style yang mengutamakan kehangatan relasi antara orang tua dan anak sembari tetap menerapkan aturan dan batasan mengenai hal-hal yang boleh maupun dilarang untuk dilakukan sang anak.

Dosen Unpad tersebut mengatakan bahwa orang tua perlu memahami dan bersikap empatik terhadap perilaku remaja, namun mereka harus tetap mengarahkan perilaku anak agar sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku.

Oleh karena itu, melalui penerapan pola asuh ini, lanjut dia, orang tua diharapkan untuk memberikan penjelasan mengenai aturan dan larangan tersebut serta tetap membuka kesempatan bagi anak untuk dapat bernegosiasi dan berdiskusi, tidak hanya membuat aturan atau larangan begitu saja.

Ia menuturkan bahwa membuat aturan maupun melarang suatu perilaku remaja tanpa memberikannya peluang untuk menyampaikan pendapatnya mengenai hal tersebut akan menghambat kemampuan anak untuk berpikir kritis.

Menerapkan aturan dan larangan tertentu kepada remaja tanpa menjelaskan alasan dari penerapan tersebut juga berisiko mendorong anak untuk memberontak karena mereka ingin membuktikan bahwa tidak ada dampak yang ditimbulkan jika mereka melanggar aturan maupun larangan itu.

“Oleh karena itu, orang tua perlu membuka pintu komunikasi dan dialog untuk mendengarkan kebutuhan anak serta saling memahami dan memaknai hal-hal yang diharapkan maupun dilarang oleh orang tua,” ucap Vidya.

Baca juga: Penting bagi orang tua bersikap terbuka dan memahami remaja

Baca juga: Ketahui pentingnya "core memory" pada anak

Baca juga: 10 rahasia besarkan anak jadi lebih cerdas


Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023