Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi Nanobubble Generator untuk penanganan pascapanen komoditas pertanian dan meningkatkan mutu hasil pertanian Indonesia.

​​“Nanobubble Generator yang kami riset sejak 2016 lalu, kini telah dapat memproduksi ozon nanobubble water,” kata Peneliti Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN Anto Tri Sugiarto dalam webinar dipantau di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan ozon nanobubble water untuk menangani masalah sampah makanan (food loss) dan makanan olahan siap konsumsi namun dibuang (food waste) pascapanen di komunitas pertanian.

“Kami di BRIN mencoba menyelesaikan permasalahan yang tadinya itu ozon dalam bentuk gas, nah kita kembangkan ozon itu kita larutkan di dalam air dalam bentuk ozon nanobubble water,” kata dia.

Ia mengatakan salah satu penyebab sampah makanan adanya mikroba yang mengakibatkan tanaman hasil pertanian menjadi tidak tahan lama.

“Ozon merupakan salah satu teknologi non-termal sehingga dapat dianggap mampu membantu proses sterilisasi nontermal pascapanen,” kata Anto.

Baca juga: Rugi food loss Rp550 triliun, Kementan-BRIN bahas teknologi pascapanen

Ia menjelaskan dua pilihan dalam teknologi tersebut, yaitu micro bubbling dengan ukuran 10-45 mikron dan nanobubble dengan kisaran 100 nanometer.

“Untuk menangani pascapanen target kami adalah no smell, tidak ada bau, tetapi ozon tetap larut dalam air sehingga safety (aman),” katanya.

Ia mengatakan salah satu target telah tercapai dengan menghasilkan cabai yang tanpa residu pestisida dengan konsentrasi di bawah 0,01 ppm.

“Sudah uji coba waktu tinggal ozon nanobubble dapat bertahan hingga 24 jam, sedangkan ozon biasa yang dilarutkan dalam air hanya bertahan satu jam sehingga nantinya kami tinggal mengatur konsentrasi dari mesinnya saja,” katanya.

Ia menjelaskan Indonesia termasuk negara yang berada tiga top lowest performance untuk mengurangi sampah makanan dan makanan olahan siap konsumsi namun dibuang.

“Ini sangat miris, pertanian di Indonesia sangat produktif, semoga dengan adanya teknologi tersebut dapat menjadi solusi menangani pascapanen komoditas pertanian,” kata Anto Tri Sugiarto.

Baca juga: Kerusakan pangan pascapanen perlu ditekan, sebut ahli
Baca juga: Kementan bentuk sentra pelayanan pascapanen terpadu
Baca juga: Bali segera wujudkan fasilitas teknologi pascapanen

Pewarta: Bayu Pratama Syahputra
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023