Kairo (ANTARA News) - Bentrokan hebat mulai merebak pada Jumat malam di bawah Jembatan 6 Oktober, dekat Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo antara pendukung dan anti-kudeta militer menyusul sebelumnya di Kantor Pasukan Pengawal Presiden, tempat Moursi ditahan.

Sejumlah mobil terbakar dan aksi lempar batu dan bom molotov meruncing.

Sejak Jumat petang, ribuan pendukung Moursi mengepung Gedung Stasiun Radio dan Televisi Nasional di dekat Jembatan 6 Oktober tersebut.

Akibat pengepungan itu, jaringan televisi setempat kembali lagi menyiarkan demo IM setelah hampir tiga hari sejak Moursi digulingkan absen menyiarkan kegiatan IM.

Gedung stasiun TV yang dikenal dengan nama "Maspira" itu di dalamnya terdapat kantor menteri penerangan dan menjadi salah satu sasaran unjuk rasa oposisi agar jaringan televisi dapat seimbang pemberitaannya.

Sejak Moursi digulingkan, seluruh jaringan TV setempat dilarang menyiarkan demo, begitu pula seluruh media elektronik dan cetak yang dianggap pro Moursi menghilang dari udara,

Sementara itu, Mursyid/Pemimpin Tertinggi Ikhwanul Muslimin (IM), Mohamed Badie yang dilaporkan ditangkap, muncul pada Jumat (5/7) di depan demo pendukung presiden terguling Mohamed Moursi di Bundaran Masjid Rabiah Adawiyah, Kairo, Jumat.

"Tidak ada dialog dengan lembaga manapun kecuali setelah Presiden Moursi dikembalikan ke posisinya sebagai kepala negara yang sah," kata Badie yang disambut gegap gempita pendukungnya.

Sebelumnya, kejaksaan pada Kamis mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Badie dan Wakil Mursyid, Khairat Al Shater, dan sejumlah petinggi IM atas tuduhan pembunuhan terhadap demonstran.

Kejaksaan merujuk pada delapan korban tewas akibat serbuan oposisi terhadap Gedung Markas Besar IM di Distrik Mokattam, Kairo selatan, pekan lalu.

Beberapa sumber mengatakan, pemunculan pemimpin IM itu atas desakan militer dengan harapan dapat meredakan kemarahan pendukung IM.

(M043/M014)

Pewarta: M Saman Makyanie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013