Kalau di Indonesia, yang sakit kanker itu bukan hanya satu orang, tapi seluruh keluarga. Dan ini dari pengalaman kami.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP menekankan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan terdekat berperan penting terhadap peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker.

"Hanya kita yang bisa mengurangi angka kanker di Indonesia, yakni mulai dari keluarga. Bahwa pasien kanker, kanker apapun, terutama kita bicara kanker paru saat ini, tidak akan bisa survive sendiri tanpa dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya," kata Aru dalam Konferensi Pers Bulan Kesadaran Kanker Paru di Jakarta, Jumat.

Aru mengatakan setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda, baik fisik dan juga mental. Maka sistem pendukung mulai dari perawat, tenaga medis, hingga orang-orang terdekat pasien memegang peranan vital dalam terapi yang dijalankan pasien.

Sistem pendukung diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan bagi para pasien kanker untuk menjalani ragam perawatan. Pasien juga diharapkan memiliki optimisme di dalam pengobatannya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Baca juga: Angka harapan hidup penderita kanker stadium empat hanya 15 persen

Baca juga: YKI gelar kampanye tingkatkan kepedulian kanker payudara


"Kalau di Indonesia, yang sakit kanker itu bukan hanya satu orang, tapi seluruh keluarga. Dan ini dari pengalaman kami, baik di tempat praktik maupun di luar, bahwa berhubungan dengan keluarga itu amat sangat penting," ujar dia.

Aru mengingatkan bahwa pengobatan kanker lebih mudah dilakukan apabila penyakit tersebut ditemukan saat stadium dini. Oleh sebab itu, dia berharap pasien kanker juga mau berjuang bersama-sama agar bisa mencapai peningkatan kualitas hidup.

Di samping itu, pihak keluarga juga diharapkan membekali diri dengan pengetahuan mengenai perawatan paliatif. Pengetahuan ini bisa didapatkan, salah satunya melalui komunitas pendukung seperti Yayasan Kanker Indonesia. Dengan pengetahuan yang cukup, keluarga diharapkan mampu merawat pasien dengan lebih baik.

"Kita bisa merawat dengan baik kalau kita mendapat 'senjata' (pengetahuan). Tapi prinsipnya adalah support. Kalaupun tidak belajar (perawatan) paliatif, support itu akan sangat penting. (Dukungan) moril, tidak ikut nangis bersama pasien dan tidak ikut stres. Itu yang penting," kata Aru.*

Baca juga: Ketua YKI ajak semua pihak cegah kanker di Sumut

Baca juga: YKI: Negara harus hadir penuhi empat hak pasien kanker berobat

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023