Jakarta (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berharap panyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) selesai pada akhir Juli 2013.

"Harapannya bulan Juli selesai semuanya, dari situ lah kita tahu mekanisme yang harus diperbaiki masing-masing siapa yang pantas menerima siapa yang tidak. Kalau ada kekurangan nanti ditambah lagi," kata Mendagri Gamawan usai rakor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin.

Gamawan menyebutkan saat ini penyaluran sudah berlangsung 30 persen dari target sasaran sebanyak 15,5 juta kepala rumah tangga.

"Itu yang sudah dicairkan sampai minggu lalu. Belum semuanya, tapi kan ini berjalan terus," ujarnya.

Dia menjelaskan penyaluran sudah difinalisasi dan dirapatkan dengan Wakil Presiden Boediono.

Terkait penyelewengan penyaluran BLSM di daerah, Gamawan mengatakan sudah ada mekanisme karena daerah menginventarisasi.

"Ini tinggal PT Pos tinggal membayarkan saja. Kalau ada kesalahan, desa lah yang disalahkan karena desa yang tahu dan melaporkan," tandasnya.

BLSM merupakan bantuan tunai kepada penduduk yang layak menerima sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditetapkan mulai 21 Juni 2013.

BLSM disalurkan dalam dua bulan, yakni pada Juni dan Juli senilai Rp300.000. Masyarakat mendapat kompensasi BLSM untuk empat bulan, satu bulan pemerintah memberikan Rp150.000 yang pembagiannya dilakukan dalam dua tahap.

Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto menilai BLSM kurang efektif sebagai kompensasi kenaikan harga BBM tersebut.

"Dialihkan saja ke daerah daripada `menggarami laut`. Bagaimana lapangan pekerjaan diciptakan untuk menolong pengangguran. Itu yang lebih tepat sasaran," tukasnya.

Menurut Suryo kompensasi dalam bentuk proyek yang diberikan ke daerah-daerah lebih bisa diukur dan lebih produktif daripada konsumtif.

"Misalnya, kasih saja tiap daerah proyek senilai Rp5 triliun, bukan dikasih duit langsung karena buktinya kelangkaan BBM masih banyak di daerah-daerah, tapi perlu sosialisasi" katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013