Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi kembali bergerak di area negatif atau melemah sebesar 10 poin seiring pelemahan sejumlah mata uang Asia.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp9.950 dibanding posisi sebelumnya Rp9.940 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar Rupiah seiring dengan pasar saham yang anjlok setelah merespon pelemahan sejumlah mata uang Asia," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan pelemahan mata uang Asia dimulai dari yuan China yang turun setelah mengalami perlambatan ekonominya. Lalu, nilai tukar dolar Australia yang juga melemah setelah bank sentralnya kemungkinan akan menurunkan tingkat bunga acuannya pada bulan depan.

"Imbas kenaikan dolar AS terhadap mayoritas mata uang Asia dikarenakan pertimbangan The Fed akan mulai mengurangi stimulus keuangannya," kata dia.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan rupiah masih berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp9.950--Rp9.980 per dolar AS dengan penjagaan Bank Indonesia (BI).

Ia mengatakan penempatan likuiditas perbankan di FasBI (Fasilitas Simpanan BI) mengalami lonjakan signifikan pada Juni ini, naik 87,51 persen (month on month) menjadi Rp113,22 triliun paska kenaikan suku bunga FasBI 25 bps menjadi 4,25 persen pada 11 Juni lalu.

"Ditengah permintaan uang yang relatif tinggi karena faktor musim, penempatan likuiditas di FasBI bisa menjembatani kebutuhan likuiditas jangka pendek tersebut," kata dia.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013