Jakarta (ANTARA) - Seorang tersangka ditangkap dalam penembakan terhadap tiga mahasiswa keturunan Palestina di Burlington, Vermont, menurut CNN pada Senin pagi, dalam serangan yang sedang diselidiki polisi sebagai dugaan kejahatan bermotif kebencian.

Seorang pria dengan pistol dilaporkan menembak dan melukai ketiga korban di jalan dekat Universitas Vermont pada Sabtu (25/11) malam dan kemudian melarikan diri, kata kepolisian Burlington sebelumnya.

CNN melaporkan bahwa seorang tersangka, yang diidentifikasi sebagai Jason J. Eaton, berusia 48 tahun, ditangkap pada Minggu (26/11) sore.

Pihak kepolisian Burlington dan kantor Wali Kota belum menanggapi permintaan komentar Reuters tentang penangkapan tersebut.

Dua di antara korban adalah warga negara AS dan yang ketiga adalah penduduk tetap AS, semuanya berusia 20 tahun, kata polisi.

Dua dari pria tersebut mengenakan kuffiyah, syal tradisional kotak-kotak hitam-putih khas Timur Tengah, pada saat serangan terjadi, menurut polisi.

Para korban dilaporkan berbicara bahasa Arab ketika diserang, menurut Institute for Middle East Understanding, sebuah organisasi advokasi nirlaba pro-Palestina, yang juga mengatakan bahwa penyerang melepaskan tembakan ke arah ketiga pria tersebut setelah dia mulai meneriaki dan melecehkan mereka.

Polisi mengatakan tersangka melepaskan empat tembakan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Penembakan itu terjadi di tengah meningkatnya insiden anti-Islam dan antisemit yang dilaporkan di seluruh Amerika Serikat sejak gelombang pertumpahan darah Israel-Palestina meletus di Timur Tengah pada 7 Oktober.

"Pada saat ini, tidak ada seorang pun yang dapat melihat kejadian ini dan tidak curiga bahwa ini mungkin merupakan kejahatan yang bermotif kebencian," kata Kepala Kepolisian Burlington Jon Murad dalam sebuah pernyataan sebelumnya.

"Ada indikasi bahwa penembakan ini mungkin dimotivasi oleh kebencian yang mengerikan, dan kemungkinan ini sedang diprioritaskan oleh polisi," kata Wali Kota Miro Weinberger.

Keluarga para korban mengeluarkan pernyataan bersama pada hari sebelumnya yang mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki penembakan tersebut sebagai kejahatan rasial, seperti yang dilakukan Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di AS.

"Peningkatan sentimen anti-Arab dan anti-Palestina yang kita alami belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan," kata Direktur Eksekutif Nasional ADC Abed Ayoub.

Keluarga mengidentifikasi para korban sebagai Hisham Awartani, seorang mahasiswa di Brown University di Rhode Island; Kinnan Abdel Hamid, seorang mahasiswa di Haverford College di Pennsylvania; dan Tahseen Ahmed, yang kuliah di Trinity College di Connecticut.

Ketiganya adalah lulusan Ramallah Friends School, sebuah sekolah menengah swasta Quaker di Tepi Barat yang diduduki Israel, kata pihak keluarga.

Dua korban sedang mengunjungi rumah keluarga korban ketiga di Burlington untuk liburan acara Thanksgiving.

Polisi mengatakan ketiganya masih dalam perawatan medis pada hari Minggu, dua orang menderita luka tembak di dada dan satu orang terkena tembakan di tubuh bagian bawah.

"Dua orang dalam keadaan stabil, sementara satu orang menderita luka yang lebih serius," kata polisi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Protes anti-Israel, pria Inggris lemparkan tikus ke gerai McDonald's
Baca juga: Insiden anti Semit, PM Johnson janji dukung komunitas Yahudi Inggris
Baca juga: Perempuan Palestina berada di garis depan protes anti-Israel

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023