Biasanya unit link selalu mendominasi, tapi satu tahun terakhir ini produk asuransi tradisional lebih banyak
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut minat masyarakat terhadap asuransi tradisional kini lebih tinggi dibandingkan minat terhadap produk asuransi yang dikaitkan dengan asuransi (PAYDI) atau unit link.

Pada periode Januari – September 2023, pendapatan premi dari produk tradisional mencapai Rp67,67 triliun, sementara dari unit link tercatat Rp64,37 triliun.

“Biasanya unit link selalu mendominasi, tapi satu tahun terakhir ini produk asuransi tradisional lebih banyak,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon saat konferensi pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Periode Januari-September 2023 di Jakarta, Rabu.

Menurut Budi, perubahan tersebut mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi kini lebih baik, sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa literasi asuransi meningkat ke angka 31,72 persen pada 2022.

Meski begitu, perubahan dominasi produk asuransi dari unit link menjadi tradisional menimbulkan tantangan baru. Pasalnya, kebanyakan perusahaan asuransi jiwa beserta tenaga pemasar mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku tersebut.

“Masih perlu di-training, dan total tenaga pemasar itu lebih dari 500 ribu orang, itu butuh waktu,” ujar Budi.

Sementara itu, Ketua Bidang Operational of Excellent, IT, & Digital (Customer Centricity) AAJI, Edy Tuhirman mengimbau masyarakat untuk menggunakan produk asuransi sesuai kebutuhan.

Bila masyarakat menginginkan produk asuransi dengan manfaat dan klaim yang pasti, sebaiknya masyarakat menggunakan produk asuransi tradisional.

Sementara, bila menginginkan fleksibilitas terkait klaim dan manfaat asuransi, maka masyarakat bisa menggunakan produk unit link.

“Untuk menggunakan unit link, Anda harus percaya bahwa ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh. Kedua, Anda juga perlu fleksibilitas, terkait uang pertanggungan, bayar premi, dan lainnya,” jelas Edy.

Secara keseluruhan, pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp162,87 triliun per kuartal III-2023, terkontraksi 0,6 persen akibat penurunan komponen pendapatan premi yang tercatat negatif 7,7 persen menjadi Rp132,04 triliun.


Baca juga: AAJI: Pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp162,87 triliun
Baca juga: AAUI sebut hanya 6 asuransi umum belum miliki aktuaris di akhir 2023
Baca juga: Integrasi data menjadi syarat utama penerapan AI dalam kerja asuransi


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023