Tebakan saya di tahun ini dan mungkin selama beberapa waktu ke depan, agensi dan bancassurance tetap merupakan dua kanal utama untuk memasarkan produk asuransi jiwa
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menilai keagenan serta kerja sama perusahaan asuransi dengan perbankan (bancassurance) tetap menjadi kanal utama untuk memasarkan produk asuransi jiwa.

"Saya belum melihat ada cikal bakal dari kanal distribusi selain agensi dan bancassurance yang sudah siap untuk berkumpul secara besar. Sehingga, tebakan saya di tahun ini dan mungkin selama beberapa waktu ke depan, agensi dan bancassurance tetap merupakan dua kanal utama untuk memasarkan produk asuransi jiwa," katanya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Meski kanal distribusi masih tradisional, Budi menekankan bahwa saat ini telah banyak perusahaan yang melengkapi tenaga pemasarnya, baik keagenan maupun bancassurance, dengan kemudahan fasilitas elektronik atau digital dalam memasarkan produk asuransi.

"Jadi, sebetulnya memang masih kanal distribusi tradisional, agensi dan bancassurance yang sudah sekian tahun. Tetapi, cara mereka memasarkannya sudah dengan bantuan teknologi, sudah dengan bantuan fitur-fitur digital," kata dia.

AAJI mencatat total pendapatan premi asuransi jiwa mencapai sebesar Rp177,66 triliun hingga akhir 2023 atau turun 7,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan kanal distribusi, kontribusi premi dari keagenan dan bancassurance dominan di 2023. Pendapatan premi tertinggi berasal dari kanal distribusi bancassurance dengan perolehan sebesar Rp77,13 triliun, yang tercatat menurun 12,5 persen dibandingkan 2022.

Sementara, pada kanal distribusi keagenan atau agensi, pendapatan premi tercatat sebesar Rp57,22 triliun di tahun 2023. Angka tersebut mengalami penurunan 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain keagenan dan bancassurance, kanal distribusi alternatif seperti kerja sama IKNB, kerja sama non-IKNB, telemarketing, hingga employee benefit consultant juga turut berkontribusi dalam pendapatan premi di tahun 2023.

Adapun kanal distribusi alternatif ini mencatat pendapatan premi sebesar Rp43,31 triliun atau turun sebesar empat persen pada periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: AAJI sebut kenaikan klaim kesehatan didorong inflasi medis yang tinggi
Baca juga: AAJI: Pendapatan asuransi jiwa Rp219,70 triliun di 2023
Baca juga: OJK: Premi asuransi jiwa 2023 terkontraksi 7,99 persen

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024