Bandung (ANTARA) – PT Pegadaian dan Alunjiva Indonesia resmi bekerjasama dalam program “Pemberdayaan Disabilitas untuk Indonesia Inklusif”, yang merupakan program dengan tujuan untuk memberdayakan penyandang disabilitas wirausaha UMK di wilayah Bandung dan sekitarnya. Pembukaan ditandai dengan launching yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
 
Direktur Jaringan Operasi & Penjualan Pegadaian Eka Pebriansyah mengatakan, bahwa kerjasama ini merupakan bukti kepedulian Pegadaian terhadap kemajuan ekonomi melalui UMKM, serta kesetaraan terhadap penyandang disabilitas.
 
“Harapannya, melalui pembinaan serta pendampingan dapat memberikan manfaat bagi usaha penyandang disabilitas dalam hal peningkatan keahlian dan pendapatan agar unggul, berdaya saing dan memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.Pegadaian juga memiliki produk-produk yang dapat membantu para wirausaha disabilitas maupun non-disabilitas untuk mengembangkan usahanya, seperti KUR Syariah, Cicil Kendaraan, dan produk-produk pembiayaan lainnya,” ujar Eka.
 
Setelah melalui beberapa tahapan, terpilihlah 30 peserta yang memiliki usaha dari berbagai ragam jenis seperti Jasa, Retail, Makanan dan Minuman, Handicraft, dan Fashion. Selama program, peserta menerima edukasi terkait Pentingnya Kesehatan Mental, Bisnis Model, Legalitas Usaha untuk UMKM, Literasi keuangan, Branding dan Pemasaran, Strategi Digital, Memaksimalkan Media Sosial Usaha, Serta Desain dan foto produk untuk Media Sosial Usaha. Materi ini diberikan guna meningkatkan pengetahuan dan juga mengembangkan usaha yang sedang dijalankan.
 
Sementara itu, Founder Alunjiva Indonesia Nicky Claraentia mengatakan, melalui program pelatihan ini diharapkan dapat menjadi peluang pembelajaran bagi Wirausaha Disabilitas dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha yang dimiliki serta menjadi role model bagi rekan lainnya yang mampu membuktikan bahwa disabilitas dapat berdaya apabila diberikan kesempatan.
 
“Terima kasih kepada Pegadaian yang terus berkomitmen dalam pembentukan mewujudkan aksi nyata giving back to the community melalui pemberdayaan ekonomi inklusif bagi kaum marginal khususnya Disabilitas.” ujar Nicky Claraentia.
 
Ke depan, para peserta akan mendapatkan pendampingan online selama 3 (tiga) bulan dengan tujuan agar peserta mampu mengembangkan serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari usaha yang dijalankan. Peserta juga akan mendapatkan sesi mentoring 1 on 1 setiap bulannya untuk evaluasi, serta mendapatkan kesempatan berdiskusi secara langsung dengan para ahli. Tidak berhenti sampai disitu, namun peserta juga dapat melanjutkan diskusi melalui grup yang dibentuk oleh fasilitator. Rangkaian program ini diakhiri dengan presentasi pada sesi pitching day di depan para juri untuk pemaparan dari hasil inovasi.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023