Tapi ini malah baru ribut setelah stok menipis, kan aneh. Jika kondisinya seperti ini, berarti perencanaan pemerintah lemah,"
Zul Sikumbang Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Hanura, Syarifudding Sudding meminta pemerintah serius mengontrol harga serta menyediakan pasokan daging yang cukup selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Menurut Sudding, jika pasokan daging di pasar terbatas, harga daging makin melambung hingga sulit dijangkau oleh masyarakat bawah. Kelangkaan pasokan dan melonjaknya harga daging jika tidak segera disikapi pemerintah dapat memicu keresahan masyarakat.

Kelangkaan dan tingginya harga daging harus segera disikapi oleh pemerintah dengan langkah nyata. Saat ini harga daging sapi sudah mencapai Rp100 ribu lebih per kilogram. Jangan sampai kelangkaan daging ini memicu keresahan masyarakat. Apalagi selama bulan Ramadhan seperti ini dan menjelang lebaran, kebutuhan daging pasti akan meningkat tajam," kata Sudding di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Menurut Sudding, seharusnya pemerintah sudah bisa memprediksi melonjaknya kebutuhan daging pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Namun nyatanya, pemerintah malah kewalahan. "Keadaan seperti ini seharusnya sudah bisa diprediksi oleh Pemerintah SBY. Jika bulan Ramadhan, kebutuhan daging naik, maka stok harus dipersiapkan sejak jauh-jauh hari," ujarnya.

Dengan stok daging yang cukup, tambah dia, maka spekulan tidak akan bisa bermain harga. "Tapi ini malah baru ribut setelah stok menipis, kan aneh. Jika kondisinya seperti ini, berarti perencanaan pemerintah lemah," papar Sudding.

Dikatakan anggota DPR RI asal daerah pemilihan Sulawesi Tengah tersebut, jika stok daging langka dan harga melonjak, pemerintah selalu saja mengambil jalan pintas dengan melakukan impor daging dari luar negeri. Solusi instan tersebut tentu saja merugikan para peternak di dalam negeri.

"Jika pemerintah punya perencanaan jangka panjang, tidak akan terjadi kasus seperti ini. Karena kejadian ini bukan sekali dua kali tapi selalu terjadi setiap tahun. Pemerintah seharusnya belajar dari pengalaman, kemudian memberdayakan para peternak di dalam negeri, sehingga mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri," lanjut dia.

Di sisi lain, ketika terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga daging, setiap kementerian saling membuat pernyataan yang berlawanan.

Yang lebih lucu, para menteri bukannya sigap bertindak untuk mencari jalan keluar, tapi malah memberikan pernyataan yang saling bertolak belakang di media. Menteri Perdagangan Gita Wiryawan di media bilang jika harga melonjak karena pasokan langka, tapi Menteri Perekonomian Hatta Rajasa di media mengatakan, tingginya harga daging karena ulah spekulan. "Ini seperti pemerintahan yang tidak ada koordinasi saja, sesama menteri saling membuat pernyataan yang berbeda," ujar Sudding. 

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013