Bogor (ANTARA) - Sebanyak delapan unit helikopter Airbus H225M yang diserahkan Kementerian Pertahanan RI kepada TNI Angkatan Udara di Pangkalan Udara Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Jumat, seluruhnya dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jawa Barat.

Tidak hanya itu, PT DI, sebagai satu-satunya produsen pesawat terbang di Indonesia yang tergabung dalam Defend ID — holding BUMN untuk industri pertahanan — juga menangani keseluruhan perawatan dan perbaikan (MRO) delapan helikopter H225M TNI AU.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan saat ditemui di Lanud Atang Sendjaja menjelaskan PT DI saat ini mempunyai authorized maintenance center (AMC) untuk MRO helikopter-helikopter buatan Bell Textron dan Airbus, termasuk H225M.

"MRO H225M dan semua heli yang dikeluarkan (Airbus, red) kami punya yang namanya AMC, authorized maintenance center. Itu diberikan sehingga PT DI di-authorize (diizinkan) untuk maintenance," kata Gita di sela acara penyerahan delapan unit helikopter H225M dari Kemhan ke TNI AU di Lanud Atang Sendjaja.

Baca juga: Menhan Prabowo serahkan delapan unit helikopter H225M ke TNI AU

Dia mengatakan PT DI tidak hanya melayani MRO untuk helikopter-helikopter di Indonesia, tetapi juga menerima permintaan MRO dari luar negeri.

Dengan demikian, helikopter dari negara-negara di kawasan, misalnya Asia Tenggara, dapat juga MRO helikopternya di PT DI, Bandung, Jawa Barat.

Oleh karena itu, PT DI saat ini pun mulai memperkenalkan dan menawarkan fasilitas itu kepada Timor Leste.

"Sekarang (klien) Indonesia, kemarin kami bidding coba kenalkan ke Timor Leste," kata Gita Amperiawan.

Baca juga: Anggaran naik, Menhan sebut beberapa alutsista udara jadi prioritas

Sementara terkait produksi delapan unit H225M, yang saat ini resmi memperkuat Skadron Udara 8 Wing 4 Lanud Atang Sendjaja, Gita menjelaskan PT DI merakit dan melengkapi komponen tambahan delapan unit H225M pesanan pemerintah Indonesia.

Tahapan produksi itu pun menjadi salah satu bentuk alih teknologi untuk industri pertahanan dalam negeri dalam pengadaan Airbus H225M.

"Untuk helikopter, (fasilitas perakitannya) kami sebut helicopter completion center. Itu bisa untuk assembly (perakitan, red) ditambah ada sesuatu yang customized, sesuatu requirements (pesanan komponen tambahan) dari TNI AU bisa kami lengkapi, yang tidak ada di (helikopter) original Airbus," kata Gita.

Dia mengatakan helicopter completion center PT DI juga pernah melengkapi persenjataan helikopter Bell 412. "Kasusnya di Bell 412 yang lama, saat ingin dipersenjatai, kami lakukan weaponized integrasinya juga di sini," katanya.

Baca juga: RI siap rakit Heli S-70M Black Hawk yang bakal dibeli dari AS

Dia menyampaikan kemampuan PT DI untuk merakit dan melengkapi komponen-komponen helikopter, kemudian MRO, dapat menjadi cara meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN/local content) pengadaan helikopter buatan asing, seperti Airbus H225M.

Terkait hal itu, Gita optimistis kemampuan PT DI terus meningkat ke depannya mengingat PT DI saat ini menjadi bagian dari rantai pasok global (global supply chain) beberapa komponen helikopter dan pesawat Airbus.

"Kami itu sekarang masuk dalam global supplier Airbus, tail boom, ekor, fuselage, itu (PT DI) sudah kirim ke mereka (Airbus), untuk mereka assembly di mana kami itu sudah punya di PT DI Aerostructure," kata Direktur Utama PT DI yang juga merupakan perwira tinggi bintang dua TNI AU.

Tidak hanya itu, Gita menjelaskan PT DI juga punya ICA (industrial cooperation agreement) dan CISA (commercial industrial and service agreement) yang menjadi landasan bagi PT DI untuk kerja sama manufaktur pesawat/helikopter dan juga pelayanan lainnya.

"Tidak hanya di manufaktur, tetapi juga service-nya. Kami sudah punya, hanya sekarang bagaimana kami mengisi perjanjian yang sudah ada untuk memberikan nilai tambah," katanya.

Baca juga: LPEI beri pembiayaan ekspor pesawat PT Dirgantara Indonesia
Baca juga: Filipina beli enam unit pesawat NC212i produksi PTDI

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023