Jangan sampai apa yang kita bangun ini, hanya dapat dilihat sepuluh tahun sudah hancur semuanya.
Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI Suharso Monoarfa meminta proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Riau di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) menggunakan konsep smart city atau kota pintar.

Selain itu, ia juga mengingatkan penanganan sampah serta alur pergerakan air, baik dari darat maupun dari laut menuju ke darat, juga harus diperhatikan untuk menjaga pelabuhan jetty yang dibuat bisa bertahan lama.

“Jangan sampai apa yang kita bangun ini, hanya dapat dilihat sepuluh tahun sudah hancur semuanya. Jadi, diperhatikan betul semuanya pada studi kelayakan,” kata Suharso saat meninjau proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Riau, Tanjungpinang, Jumat.

Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan kebijakan pembangunan berjalan sesuai perencanaan, mengevaluasi lebih cepat berdasarkan data-data yang tersedia, dan menganalisis kesimpulan sementara dari temuan lapangan.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyatakan proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Riau sangat mendesak, karena berperan sebagai pintu masuk utama logistik bagi masyarakat di Tanjungpinang.

“Dengan peningkatan kinerja pelabuhan ini, kami yakin akan mempercepat arus barang di Tanjungpinang, yang pada akhirnya berdampak positif pada perekonomian kota ini,” ujar Ansar.

Ansar menyampaikan pembangunan Pelabuhan Kuala Riau yang mengintegrasikan pelantar I dan pelantar II itu, merupakan salah satu upaya pencapaian visi Provinsi Kepri 2021-2026 yaitu “Terwujudnya Kepri yang Makmur, Berdaya Saing, dan Berbudaya”, melalui percepatan pembangunan infrastruktur dan pengintegrasian konektivitas antarpulau.

Hal itu juga selaras dengan mewujudkan Tanjungpinang sebagai pusat produksi dan distribusi barang dan jasa, melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi.

Untuk dapat membangun Pelabuhan Kuala Riau, kata Ansar lagi, Pemerintah Provinsi Kepri telah bekerja sama dengan Millennium Challenge Account-Indonesia II (MCA-I II) untuk mempersiapkan dan menerapkan rencana integrasi pelabuhan Pelantar I dan Pelantar II.

"MCA-I II merupakan badan pengelola dana hibah dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium Challenge Corporation (MCC)," katanya lagi.

Dalam pembangunan pelabuhan dipusat ibu kota Kepri ini, kata Ansar, sistem penganggaran yang dilakukan sepenuhnya melalui Bappenas dan program ini akan dilaksanakan secara bertahap, yakni mulai dari tahun 2023 hingga 2027 dengan estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp740 miliar.

Adapun lingkup rencana pengembangan Pelabuhan Kuala Riau melalui program MCC meliputi pembangunan dermaga kapal boat/yacht untuk penumpang komuter antarpulau, pembangunan fasilitas reparasi kapal (docking), pembangunan dermaga dari semula 215 meter menjadi 400 meter, kemudian platform untuk parkir dan pergudangan, serta area klub dan olahraga air.
Baca juga: Pengamat: Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah tepat
Baca juga: Pelindo I pacu pertumbuhan ekonomi Sumut lewat Pelabuhan Kuala Tanjung

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023