Kereta-api itu memasuki stasiun tersebut dengan kecepatan tinggi. KA terpisah menjadi dua karena alasan yang tidak diketahui. Bagian dari KA itu terus menggelinding, sementara yang lain tertinggal dan terguling di peron."
Bretigny-sur-Orge, Prancis (ANTARA News) - Sedikitnya tujuh orang tewas dan puluhan cedera Jumat setelah sebuah kereta-api yang melaju cepat terpisah menjadi dua dan tergelincir di sebuah stasiun di daerah pinggiran selatan Paris, kata sejumlah pejabat.

Menteri Dalam Negeri Manuel Valls mengatakan, tujuh orang tewas dan puluhan cedera setelah kecelakaan di stasiun Bretigny-sur-Orge itu, yang dialami oleh kereta-api yang sedang dalam perjalanan dari Paris menuju kota wilayah barat-tengah, Limoges, lapor AFP.

Menurut menteri itu, informasi mengenai jumlah orang yang tewas dan cedera terus berkembang dan beberapa gerbong kereta-api itu terguling.

Kantor pemerintah daerah Paris mengatakan, rencana siaga merah telah diaktifkan pukul 17.23 waktu setempat (pukul 22.23 WIB) setelah musibah tersebut.

"Kereta-api itu memasuki stasiun tersebut dengan kecepatan tinggi. KA terpisah menjadi dua karena alasan yang tidak diketahui. Bagian dari KA itu terus menggelinding, sementara yang lain tertinggal dan terguling di peron," kata satu sumber kepolisian kepada AFP.

Penyebab kecelakaan masih belum diketahui.

"Bukan tabrakan atau masalah pada kecepatan," kata satu sumber pelayanan perkeretaapian nasional SNCF kepada AFP.

Musibah itu terjadi pukul 17.14 waktu setempat, kata SNCF, beberapa menit setelah KA "Intercite" meninggalkan stasiun Paris-Austerlitz.

Wali Kota Bretigny Bernard Decaux mengatakan kepada surat kabar Le Parisien, terjadi kekacauan di stasiun itu.

"Orang berlarian ke segala arah, ada kepanikan," katanya. "Suasananya kacau. Kami berusaha mengaturnya."

Puluhan kendaraan polisi dan pelayanan darurat telah berada di lokasi kejadian, menurut laporan seorang wartawan AFP.

Kecelakaan itu terjadi ketika banyak orang di Prancis melakukan perjalanan untuk memulai liburan musim panas mereka.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013