Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan bahwa akan 25 radar baru yang siap ditempatkan beberapa titik demi memperkuat ketahanan wilayah udara di Indonesia.

"Ke depan ada rencana pengadaan sebanyak 13, ditambah 12, jadi 25 radar baru," ucap Fadjar dalam saat berbicara bersama para pemimpin redaksi di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin.

Menurutnya, radar yang ada saat ini masih belum menutupi seluruh ruang udara Indonesia. Ia mengatakan bahwa radar-radar itu akan didatangkan dari Eropa Barat, dengan sebagian akan menggantikan radar yang sudah tua dan sisanya ditempatkan di titik-titik baru.

"Meskipun dari 25 radar dirasa masih kurang. Akan tetapi kita prioritaskan wilayah-wilayah yang perlu diberi dan diperkuat lingkungan udaranya," ujarnya.

Prioritas utama adalah wilayah-wilayah yang sering terjadi pelanggaran udara dan wilayah yang sering dilewati lalu lintas udara.

Ia pun menjelaskan pentingnya radar bagi pertahanan dan keamanan Indonesia. Fadjar menyebut peperangan yang terjadi di Ukraina menjadi contoh nyata pentingnya radar.

"Sebagai contoh, Ukraina bertahan dari serangan Rusia karena negara sebesar itu punya radarnya 200. Dan mereka memang punya memiliki sistem pertahanan udara yang cukup kuat buktinya sampai sekarang masih cukup kuat," katanya.

Lebih lanjut, Fadjar mengatakan akan terus mengajukan radar-radar lainnya agar wilayah udara di Indonesia memiliki pengamanan yang kuat.

"Ke depan akan diajukan beberapa radar-radar lain untuk redundant-nya untuk membackup yang akan tergelar nanti semua," tutupnya.
Baca juga: PT Len: 13 unit radar GCI pesanan RI dari Thales dirakit di Subang
Baca juga: Kemhan: Kontrak pengadaan 13 unit radar GCI GM-403 Rp5,8 triliun
Baca juga: Kemhan: 13 radar GCI buatan Thales dan PT LEN dijadwalkan rampung 2026

 

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023